"Saya sendiri saja pernah jadi korban terpaksa keluarkan biaya Rp 1 juta untuk ganti kaca plus jasa pemasangan. Separuh uang pribadi sisanya klaim ke perusahaan. Kalau kena aksi lempar batu otomatis kami kerja tidak bayaran," terangnya.
Sementara,menurut Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng-DIY, Bambang Widjanarko, aksi lempar batu yang menyasar dua truk disebabkan dua hal.
Pertama karena ulah para anak muda yang iseng lantaran kurangnya perhatian dan aktivitas sehingga melampiaskannya ke aksi tersebut.
Perbuatan tersebut dinilai dilakukan secara serampangan dan tidak ada motif kejahatan tertentu.
Kelompok itu hanya terpengaruh mental kolektif untuk memuaskan kelompok mereka.
Baca Juga: Demi Konten, Aksi Truk Oleng Bikin Heboh Dunia Maya Sampai Makan Korban, Apa Tindakan Polisi?
"Berbeda dengan aksi begal. Mereka beraksi dengan struktur dan ada tujuannya yaitu menjarah barang milik sopir," ujarnya kepada Tribunjateng.com.
Motif kedua, lanjut dia, bisa saja dilakukan karena ulah sopir itu sendiri.
Dia mencontohkan, saat sopir ugal-ugalan di jalan sehingga mengancam keselamatan pengguna jalan atau ngeblong jalan.
Lantas ada pihak tak terima lantas melakukan pembalasan dengan aksi lempar batu tersebut.
Tak dipungkiri, biasanya dilakukan oleh truk kecil yang sering ugal-ugalan. Berbeda dengan sopir truk besar yang lebih penyabar.
Baca Juga: Beri Efek Jera, Kemenhub Kembali Potong Empat Truk Obesitas
"Bisa saja begitu ada warga tak terima karena ada sopir ugal-ugalan,"katanya.
Meski demikian, pihaknya telah mewanti-wanti kepada para sopir agar lebih sopan di jalan.
Pelatihan peningkatakan kapasitas sopir juga diselipkan materi terkait hal itu.
"Motif hanya iseng atau aksi balas dendam saja. Ga ada motif persaingan bisnis," katanya.
Dia mengakui, belum pernah melakukan penyelidikan mendalam aksi tersebut.
"Kalau begal dan perampokan kami bersikap tegas dengan melaporkan ke pihak Kepolisian," terangnya.