GridOto.com - Tidak hanya untuk kegunaan sehari-hari, kendaraan listrik pun sudah menjamah dunia balap internasional selama beberapa tahun terakhir.
Mulai dari balap motor listrik MotoE, balap mobil rallycross RX2e, hingga kejuaraan dunia balap mobil single seater Formula E mulai naik popularitasnya di kalangan penggemar balap.
Partisipasi kendaraan listrik di ajang balap resmi di Tanah Air memang belum terdengar, tapi Komunitas Sepeda dan Motor Listrik (Kosmik) Indonesia mencoba mengubah hal tersebut.
Pasalnya, mereka menjadi kelompok pertama yang mengikutsertakan motor listrik konversi pada kegiatan balap resmi di Indonesia.
Kosmik sendiri diwakili oleh tim Dhapur Racing (Riset dan Pengembangan Parts EV) yang dimotori Edwin Jidat dan Erwin, Petrikbike Racing (Modifikasi, Konversi, Service dan Spareparts EV) yang diisi Adi Siswanto beserta kru, Minikopi Racing-Setrum.com (Cafe dan Media Online) yang Fab, Dario dan Aristo, serta Waay-e Custom yang digawangi Wahyu Ardianto.
Mereka mengikuti event balap drag Bodisa Dragbike di Lanud Cicangkal, Tangerang, Banten dengan total 4 motor listrik konversi, semuanya bertanding di kelas FFA (free for all) 201 meter.
Maklum, sejauh ini belum ada event motorsport resmi di Indonesia yang memiliki kelas khusus motor listrik termasuk pada Bodisa Dragbike gagasan H. Bahrudin.
“Seharusnya ada delapan motor yang ikut, tetapi karena persiapan mepet, akhirnya hanya empat motor,” ujar Dharmawan Somaatmadja dari Kosmik Indonesia dalam siaran resmi yang diterima GridOto.com (7/3/2021).
Baca Juga: Wah, Kejuaraan Balap Mobil Listrik Off-road Incar Gelar Balapan di Indonesia Pada 2022
Beruntung, H Bahrudin juga memberikan kesempatan bagi Kosmik untuk mencoba lintasan di luar waktu latihan resmi guna melakukan penyesuaian.
Dharmawan serta beberapa ‘pentolan’ Kosmik lainnya yaitu Hendro Sutono dan Enrico juga hadir membawa genset 3.000 watt untuk mengisi penuh daya keempat motor listrik tersebut setiap awal run.
Maklum, motor listrik untuk balap pastinya lebih haus ‘setrum’ dibandingkan motor listrik pada umumnya.
Oh iya, keempat motor listrik yang diturunkan Kosmik adalah KTM E-Duke (Minikopi Racing), Satria Jadi-jadian (Dhapur Racing), Grandong (Petrikbike), dan Vespa PX (Waay-e Custom).
Baca Juga: Formula E Ad-Diriyah R2: Sam Bird Raih Kemenangan di Balap Penuh Insiden dan Kontroversi
Menariknya, catatan waktu terbaik yang dicetak keempat motor listrik tersebut adalah 8,4 detik pada 201 m.
Catatan waktu tersebut memang masih di bawah torehan rata-rata motor konvensional di kelas FFA yang ada di kisaran 7,6-7,8 detik pada 201 meter.
Tapi mengingat bobot motor listrik plus joki jauh lebih berat dari peserta drag bike lain, dan pengembangan keempat motor tersebut pun belum ‘mentok,’ bukan tidak mungkin mereka bisa melaju lebih cepat.
Kosmik Indonesia pun tetap bangga dengan torehan waktu tersebut, apalagi tujuan utama mereka mengikuti event adalah untuk mengukur kemampuan motor masing-masing.
“Menang syukur, enggak juga gak apa-apa, yang penting kita sudah memberi tahu ke khalayak kalau motor listrik bisa ikut balapan drag juga,” jelas Dharmawan yang juga pemilik E-Mostra.
“Lagipula ni kan untuk mengukur spek aja agar ketahuan kurangnya dimana, nanti kita maksimalkan lagi. Semoga kedepannya kami bisa ikut balapan lain seperti road race,” timpal Hendro.
Sebagai catatan, persiapan ke empat motor listrik tersebut hanya dua minggu dan saat ini, mereka sedang menyusun strategi dan bersiap untuk event kedua bulan depan.
Kita lihat apakah bisa lebih cepat lagi.