Baca Juga: Wah, Kejuaraan Balap Mobil Listrik Off-road Incar Gelar Balapan di Indonesia Pada 2022
Beruntung, H Bahrudin juga memberikan kesempatan bagi Kosmik untuk mencoba lintasan di luar waktu latihan resmi guna melakukan penyesuaian.
Dharmawan serta beberapa ‘pentolan’ Kosmik lainnya yaitu Hendro Sutono dan Enrico juga hadir membawa genset 3.000 watt untuk mengisi penuh daya keempat motor listrik tersebut setiap awal run.
Maklum, motor listrik untuk balap pastinya lebih haus ‘setrum’ dibandingkan motor listrik pada umumnya.
Oh iya, keempat motor listrik yang diturunkan Kosmik adalah KTM E-Duke (Minikopi Racing), Satria Jadi-jadian (Dhapur Racing), Grandong (Petrikbike), dan Vespa PX (Waay-e Custom).
Baca Juga: Formula E Ad-Diriyah R2: Sam Bird Raih Kemenangan di Balap Penuh Insiden dan Kontroversi
Menariknya, catatan waktu terbaik yang dicetak keempat motor listrik tersebut adalah 8,4 detik pada 201 m.
Catatan waktu tersebut memang masih di bawah torehan rata-rata motor konvensional di kelas FFA yang ada di kisaran 7,6-7,8 detik pada 201 meter.
Tapi mengingat bobot motor listrik plus joki jauh lebih berat dari peserta drag bike lain, dan pengembangan keempat motor tersebut pun belum ‘mentok,’ bukan tidak mungkin mereka bisa melaju lebih cepat.
Kosmik Indonesia pun tetap bangga dengan torehan waktu tersebut, apalagi tujuan utama mereka mengikuti event adalah untuk mengukur kemampuan motor masing-masing.