Selian itu, rusaknya batok helm yang sering terjemur sinar Ultra Violet (UV), tidak terjadi secara langsung atau tiba-tiba.
"Getasnya material utama helm terjadi perlahan dan berkurang 0,2 persen setiap waktunya jika semakin sering terjemur sinar UV," sambung Johanes.
Harun/GridOto.com
Ilustrasi bagian dalam helm
Ia menyebut, berbagai kesalahan pemotor dinilai dapat mengurangi kekuatan struktur bagian dalam helm yang harganya mahal sekalipun.
"Saat membongkar atau mencuci helm, jangan menekan terlalu keras busanya agar tidak rusak atau kopong styrofoam-nya. Selain styrofoam, busa atau padding yang sudah kempes atau kendor juga perlu diganti agar kepala pengendara aman saat kecelakaan. Ini terjadi untuk helm harga Rp 500 ribu ke atas hingga helm premium," tutup Johanes.
Baca Juga: Deretan Helm Pembalap MotoGP 2021, Siapa yang Pakai Merek dari Indonesia?