GridOto.com - Spbat GridOto siapa yang tak kenal duo Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia?
Keduanya amat populer di Indonesia bahkan kerap disebut mobil sejuta umat.
Penasaran atau enggk sih, kira-kira kenapa sih Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia bisa sesukses ini sekarang?
Tentu hal ini tak lepas dari strategi pabrikan sejak generasi pertama duo MPV ini dirilis.
Baca Juga: Otojadul: Masalah Kopling Toyota Kijang Krista Bikin Pusing Tujuh Keliling, Benarkah Cacat Pabrik?
Pertama dirilis pada 2004, hingga sekarang baik Avanza juga Xenia masih dilirik.
Awal kelahiran duo MPV ini sebenarnya didasari krisis ekonomi yang panjang di era 1998-an di Indonesia.
Dampak krisis ekonomi tersebut sangat mempengaruhi industri otomotif Tanah Air.
Harga mobil melonjak tajam, daya beli masyarakat menurun karena nilai tukar dollar AS terhadap
rupiah juga meningkat tinggi.
Namun kebutuhan orang akan kendaraan masih besar.
Terutama mobil baru di bawah Rp 100 juta.
Toyota Kijang yang saat itu jadi primadona pun kena dampak.
Harganya jadi tak rasional karena dari sebelum krisis ekonomi cuma Rp 20-30 jutaan melonjak hingga tembus Rp 150 jutaan.
Sementara itu pilihannya sangat terbatas, kalau pun ada tak sesuai kebutuhan dan tak sesuai kantong.
Tersedianya cuma city car yang rata-rata dimensinya kecil.
Dari situlah cikal bakal Avanza dan Xenia tercetus.
Baca Juga: Otojadul: Cerita Pengembangan Mobil Nasional Timor Borneo, SUV Mewah dari Basis Lamborghini
"Kami melakukan survei terlebih dulu ke masyarakat, mobil apa dan harga berapa yang masih dibutuhkan. Dan hasilnya adalah MPV yang bisa muat 7 penumpang, ada hidungnya, ground clearance tinggi dan tentu saja harga di bawah Rp 100 juta," bilang Widyawati, yang saat diwawancara menjabat General Manager Marketing Planning & Customer Relation PT Toyota Astra Motor, APM Toyota, dikutip dari tabloid OTOMOTIF edisi 28:XXI November 2011.
Rio Sanggau pun mengamini kalau kesuksesan Xeniavanza buah hasil dari survei yang mendalam.
"Dari situlah kami punya panduan merancang. Selain itu, keberhasilan juga didukung oleh kondisi yang pas dengan kebutuhan masyarakat saat itu akan mobil serbaguna, harga terrjangkau dan dukungan brand," jelas Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor, APM Daihatsu ini.
Faktor-faktor itulah yang mendasari Xeniavanza disegmentasikan sebagai mobil pertama.
"Mereka yang baru punya uang dan butuh kendaraan yang bisa dimuati tujuh penumpang dan barang atau kendaraan serbaguna," imbuh Rio.
Atau, "Orang yang masih berkarir dan karirnya masih terus menanjak, bukan stagnan," sahut Widyawati lagi.
Kajian tersebut akhirnya tak membutuhkan waktu lama.
Sejak pertama diperkenalkan wartawan akhir tahun 2003 dan diulas di sejumlah media nasional, respon terhadap Xeniavanza tinggi.
Tahun pertama (2004) saja sudah bisa laku terjual hingga 65 ribu unit lebih, terus meningkat hingga kini.
Bahkan, "Segmen Avanza melebihi kuota Toyota Kijang Innova pada 2006," ungkap Widyawati.
'Merakyatnya' Xeniavanza di Indonesia jelas membuat tingkat kepercayaan tinggi.
Baca Juga: Otojadul: Daftar Harga Mobil di Tahun 1992 Termurah Cuma Rp 13 Jutaan, Harga Honda Estilo Berapa Ya?
Semakin banyak yang pakai, makin bertambah pula keyakinan, begitulah kiranya anggapan masyarakat.
Apalagi, ya itu tadi dukungan nama besar Toyota dan Daihatsu.
"Dalam perubahan atau improvement, kami enggak pernah mengindahkan target konsumen itu tadi. Kami sangat konsen ke value for money," timpal Widyawati.
Rio menambahkan, Xeniavanza diminati karena mesin yang terkenal irit, mudah perawatan, spare part mudah, harga terjangkau sesuai dan faktor komplain kecil.
Nyatanya, komplain paling krusial perihal suspensi yang kurang nyaman (ajrut-ajrutan) sempat dikeluhkan saat pertama kali muncul, namun agaknya tak membuat orang berpaling. Tetep aja dibeli!
Bahkan hingga sekarang generasi terbaru dari dua MPV ini masih menggunakan basis yang sama dengan versi awal mereka dirilis.
Tentunya dengan ubahan improvisasi yang terus dilakukan seiring perkembangan zaman ya.