Menurut pengamatannya, mobil listrik masih menjadi minoritas di negara-negara yang sering menjadi tolok ukur mobil listrik di Indonesia.
“Tetangga kita yaitu Australia punya pasar mobil yang hampir sama dengan Indonesia, sekitar 1,3 juta unit per tahun. Tapi dari jumlah tadi, mobil listrik hanya menyumbang sekitar 17 ribu unit atau tidak sampai 1 persen,” jelasnya.
Contoh lain yang ia gunakan adalah China, negara yang notabene merupakan salah satu produsen mobil listrik dengan volume terbesar di dunia yaitu sekitar 1 juta unit per tahunnya.
Tapi dalam konteks penjualan mobil secara keseluruhan di China, angka satu juta masih terbilang kecil mengingat industri otomotif negara Tirai Bambu tersebut mampu menjual 28 juta unit mobil per tahunnya.
Baca Juga: Saingan Tesla Bermunculan, BAIC Motor Perkenalkan Mobil Listrik Konsep Bernama Radiance
“Angka satu juta tadi juga sangat terbantu oleh kematangan infrastruktur, teknologi, kapasitas produksi, dan kemampuan kapital China,” papar Kukuh.
“Makanya saat muncul target pembuatan mobil listrik nasional, saya pikir teknologi kita masih belum betul-betul matang untuk itu,” lanjutnya.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa pemerintah sebaiknya memprioritaskan pengembangan komponen untuk produksi mobil listrik dan elektrifikasi di Indonesia.
“Menurut saya lebih baik mengejar pengembangan komponen-komponennya (produksi mobil listrik),” tukas Kukuh.