Ia menegaskan, dibuatnya Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas tentunya tak terlepas dari akses jalan yang dibuat Gubernur Jendral Belanda yang terkenal dengan sistem Kerja Rodi.
"Tempat penelitian ini dapat berkembang sejalan dengan infrastruktur Jalan Raya Pos yang kini dikenal dengan Jalan raya Puncak Pas yang digagas Herman William Daendels," jelas Rizal.
Beratnya medan dan ketinggian wilayah Puncak, akhirnya harus dibayar mahal dengan banyaknya jumlah korban dari kalangan buruh yang bekerja membuat Jalan Raya Pos.
"Daendels tidak meneruskan jalan yang sudah ada namun membuka jalan baru Puncak membuka jalan baru di medan berat hingga ketinggian 1.408 MDPL di kawasan Megamendung, Puncak. Proyek ini mengakibatkan jatuhnya 500 ribu lebih korban meninggal dari kalangan buruh Sunda dan Jawa," papar Rizal.
Baca Juga: Penting Buat Meminimalisir Cedera Saat Kecelakaan, Inilah Sejarah Airbag yang Dimulai Sejak 1952
Ia bercerita, hadirnya akses jalan membuat Kawasan Puncak tereksploitasi karena berkembang menjadi lokasi wisata dan perkebunan teh.
"Dari lukisan karya Raden Saleh setelah 70 tahun Daendels berkuasa di tahun 1871, menggambarkan munculnya perkampungan baru dan adanya warung kopi Mak Nina yang juga menyediakan penginapan dan kompleks pelacuran di Puncak," sebut Rizal.
"Akhir abad 19 jelang abad 20, investasi perkebunan teh yang menjadi aset Kawasan Puncak. Tahun 1937 pariwisata makin besar, aktivitas ilmuwan menurun, dan perkebunan menggusur hutan di sana dan membuat berdirinya hotel dan resort Puncak," katanya lagi.
Hal ini, membuat Puncak yang asri dan berfungsi sebagai wilayah resapan air berubah menjadi ikon wisata kota Batavia.
"Puncak yang dieksploitasi menjadi kawasan wisata dan perkebunan membuat Jakarta terkena bencana alam berupa banjir akibat wilayah Puncak tak optimal lagi sebagai kawasan hijau penyerap air saat hujan," ungkap Rizal.
Rizal menambahkan, Kawasan Puncak yang kini sering macet merupakan penerusan ulah Belanda yang menjadikan kawasan asri menjadi tempat wisata.
"Dari kejadian 300 tahun ini, Batavia yang sumpek dan pengap akibat Malaria, Puncak jadi ruang untuk pergi dan jadi lokasi penyembuhan. Ketika kekuasaan Belanda sirna dari Indonesia, puncak semakin dieksploitasi dan kita mewarisi itu sampai saat ini," tutupnya.