Baca Juga: Begini Cerita Kimi Raikkonen Bikin Timnya Hampir Bangkrut Gara-gara Tampil Terlalu Bagus
Artinya, Red Bull akan meneruskan pengembangan mesin Honda dengan nama Red Bull sendiri.
Kini bos Red Bull, Helmut Marko, meyakinkan pihaknya semakin dekat dengan rencana ini.
Bahkan progress dari proyek ini sudah mencapai angka yang cukup tinggi.
"Aku berani bilang sudah 80 sampai 85 persen," kata Marko dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Rencana kami adalah melakukan perawatan dan pengembangan mesinnya di kampus Red Bull dan menyesuaikan ruang dan tempat untuk itu," jelasnya.
Ternyata biaya yang dikeluarkan jauh lebih mahal dibanding memakai mesin dari pemasok.
Tapi Marko menilai opsi ini yang terbaik buat Red Bull saat ini.
Selain itu, Red Bull sedang memperjuangkan soal regulasi pembekuan mesin di F1 untuk memangkas biaya pengembangan mesin baru.
Melihat masalah finansial jadi kendala bagi semua tim, ada beberapa tim yang sudah menyatakan sikap untuk setuju dengan usul dari Red Bull.
Tentu jika disetujui, tugas Red Bull membuat mesin sendiri akan lebih mudah.
Baca Juga: Resmi Bergabung Repsol Honda, Pol Espargaro Ingin ‘Berguru’ dengan Marc Marquez
"Semua sedang di arah yang benar. Pembicaraan dengan FIA dan Liberty Media terus berlangsung. Kami mengharapkan ada keputusan yang bisa diambil tahun ini," ungkap Marko.
"Jelas tidak semua pabrikan sepakat. Tapi kupikir kesepakatan ini akan terjadi. Dari sudut pandang umum, tidak masuk akal kita harus mengembangkan mesin secara kompleks lagi padahal mesin ini takkan dipakai dalam waktu lama lagi," tegasnya.
Seperti yang diketahui, F1 sudah berencana mengubah format mesin baru di 2025 atau mungkin mundur di 2026.