RX-Z karakternya sangar di putaran atas, beda dengan RX-King yang tenaganya meledak-ledak di putaran bawah.
Mungkin itu juga sebabnya kenapa RX-Z kalah pamor dengan RX-King, ya karena di perkotaan jelas soal tarik-tarikan RX-King lebih ngejambak.
Tapi beda cerita kalau adu cepat dilakukan di trek panjang, jelas RX-Z juaranya.
Salah satu teknologi unggulan lain yang dimiliki RX-Z adalah Yamaha Computerized Lubrication System (YCLS).
Baca Juga: Otojadul: Inilah Mobil Listrik yang Pernah Dibuat ITS Surabaya 28 Tahun Lalu, Pakai Panel Surya Bro
Peranti ini bertugas mengatur campuran oli samping dengan bensin lebih akurat disetiap putaran gas.
Karena bagusnya sistem ini, Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sempat menerapkan teknologi ini ke RX-King.
Sayang tidak berlangsung lama, sistem YCLS kembali dicopot dari si jambret karena tidak bisa berfungsi optimal di RX-King.
RX-Z sendiri terakhir kali dijual di Indonesia tahun 1998.
Seperti sudah disinggung di atas, karakter mesin sport yang bermain di putaran tinggi kurang diminati bikers Indonesia yang doyan ugal-ugalan di jalan raya, hehehe.
Padahal di Malaysia, motor ini diminati dan baru stop produksi pada tahun 2008.
Sobat GridOto ada yang punya Yamaha RX-Z di rumah?