Baca Juga: ABB Indonesia Siap Mendukung Industri Kendaraan Listrik Nasional
“Saya dikontak recruiter ABB November tahun lalu, setelah aku baca job desk-nya dan ternyata kerjaannya menarik, akhirnya saya balik lagi ke Belanda untuk pindah ke sana,” jelas David.
Di ABB Belanda, pria yang juga hobi PC Gaming itu menjabat sebagai Project Manager EV Charging Infrastructure.
“Di ABB itu kami bikin infrastruktur untuk electric vehicle charging dengan fokus di high power charging yaitu charging mobil listrik dengan daya charger 20 sampai 450 kWh,” tukasnya.
“Biasanya di pangkalan-pangkalan bus karena di Eropa sudah sudah banyak negara yang pakai bus listrik, tapi sering juga buat fasilitas untuk charging mobil listrik biasa” imbuh pria yang sekarang sedang berusaha menamatkan video game Cyberpunk 2077 itu.
Baca Juga: Charging Station ABB untuk Baterai Mobil Listrik, Fiturnya Banyak
Meskipun sudah tidak bekerja di pabrikan mobil lagi, David mengaku ketertarikannya terhadap dunia otomotif malah semakin bertambah terutama terkait kendaraan listrik.
Apalagi saat bekerja di ABB, ia tetap berkesempatan untuk mencoba mobil-mobil listrik dari para pabrikan ternama.
“Tesla Model S dan Model 3 pernah saya cobain, dan yang paling baru itu Porsche Taycan, jadi ya keren juga sih ngerasanya,” ucapnya disusul gelak tawa.
Meskipun begitu, ia mengaku belum tertarik untuk memiliki mobil listrik maupun kendaraan pribadi secara umum.
Alasannya, transportasi umum Eropa yang sudah terintegrasi dengan baik membuat prospek kepemilikan transportasi pribadi kurang menarik baginya bila hanya untuk sekedar bepergian.
“Tapi kalau ada kesempatan dan ada mobil yang menarik banget sih pasti mau lah punya untuk santai,” akunya.
Ia menyebutkan, ada tiga mobil yang menurutnya sangat menarik jika berada dalam kesempatan tersebut.
“Kalau uang gak jadi masalah sih saya pengen Porsche Taycan karena itu mobil emang keren banget, tapi ya mahal,” tawanya.
Baca Juga: Sinyal Kuat Toyota untuk Produksi Mobil Hybrid Secara Lokal di 2022 Mendatang
“Kalau yang lebih masuk akal, aku suka sih sama Toyota Corolla Hybrid atau Toyota RAV4 Hybrid yang baru,” sambung David.
Alasannya, ia tidak perlu terlalu memikirkan jarak tempuh jika mengendarai mobil hybrid atau PHEV.
“Meskipun infrastruktur charging juga makin banyak, tapi charging mobil listrik pakai charger tegangan tinggi pun tetap butuh waktu maksimal 15 menit,”
“Tapi kalau nantinya kendaraan listrik murni (BEV) bisa isi ulang daya listrik secepat kita sekarang isi bensin, mungkin beda ceritanya,” pungkasnya.