Tapi Suzuki lebih memilih kemampuan mesin inline 4 dalam menikung dibandingkan power pada mesin V4.
Baca Juga: Ternyata Juara Moto2 2020 Enea Bastianini Pernah Menolak Direkrut Valentino Rossi
"Jelas mesin V4 punya power lebih besar dibanding mesin inline 4. Mesin V4 punya power lebih tapi kecepatan menikungnya lambat.Tapi kau harus bekerja lebih keras untuk menguasainya," ungkap Brivio dilansir GridOto.com dari Motosan.es.
"Mesin inline tidak secepat itu, tapi kau lebih lincah dan kau lebih cepat saat menikung," jelasnya.
Selain memilih kemampuan menikung dibanding power, Suzuki juga mengejar tipe pembalap dan strategi setiap balapannya.
"Ada perbedaan pendekatan. Ada positif dan negatif bagi keduanya," ungkap Brivio.
Pada kenyataannya, saat ini mesin inline 4 dan V4 tidak berbeda dalam lap time karena punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Baca Juga: Ini Alasan Ducati Sulit Menggaet Marc Marquez dari Honda
"Di Qatar misalnya, di mana ada trek lurus sepanjang 1 km, akan jadi mimpi buruk buat mesin inline," sambungnya.
"Jika kau lihat kalendernya, ada sirkuit yang lebih cocok ke mesin V, seperti Qatar dan Spielberg. Tapi juga ada sirkuit yang kami bisa bertarung bahkan memenangkannya," tegasnya.
Masalah tipe pembalap, mesin inline 4 lebih menjanjikan untuk pembalap rookie, juga pembalap dengan gaya balap tertentu.
Sementara mesin V4, cocok buat pembalap agresif meski butuh proses untuk memahami karakter mesin V4.
"Kau harus pintar dan berpikir soal strategi. Ini masalah teknologi antara konsep dan filosofi," lanjut pria asal Italia ini.
"Mesin V selalu lebih cepat di trek lurus, tapi kami bisa mengejar mereka di tikungan," tuntas Brivio.
Nah buktinya Suzuki mampu tampil bagus dengan inline 4 ini dan menang juara MotoGP 2020.