Lalu faktor lain yang ikut menentukan adalah negara asal. Kebanyakan yang memiliki resale value bagus berasal dari Jepang. Baru diikuti Korea Selatan, Eropa, Tiongkok dan lainnya.
Jepang memiliki produk yang sudah lama di jual di Indonesia sehingga lebih dikenal dan dipahami. Brand awareness-ya lebih baik dibandingkan mobil dari negara lain yang masuknya belakangan.
Selanjutnya layanan aftersales. Ini lebih merujuk ke bengkel umum ketimbang bengkel resmi.
Biasanya pemilik mobil bekas melakukan perawatan di bengkel umum karena lebih murah.
Kecuali mobil bekas yang masih berumur 1-3 tahun karena beberapa merek masih memberikan servis gratis di bengkel resmi.
Jadi meski dealer dan bengkel resminya banyak, belum tentu membuat resale value mobil tersebut baik.
Secara umum beberapa faktor di atas bisa jadi penentu, namun ada beberapa faktor lebih spesifik lagi yang juga mempengaruhi resale value kendaraan.
Yaitu, konsumsi BBM, akomodasi, kemudahaan dan ketersediaan sparepart, serta biaya perawatan.
Konsumsi BBM, pada umumnya mobil yang irit menjadi idaman banyak orang. Otomatis biasanya berhubungan dengan kapasitas dan jenis mesin mobil tersebut.