Rahasia Baju Balap Pembalap F1 yang Tahan Api 800 Derajat Celcius

Dwi Wahyu R. - Selasa, 1 Desember 2020 | 16:00 WIB

Pembalap F1 Lewis Hamilton dengan baju balap atau racing suit (Dwi Wahyu R. - )

GridOto.com - Pembalap F1 Romain Grosjean dari Tim Haas bisa selamat dari kecelakaan di F1 Bahrain 2020 (29/11) berkat lindungan Tuhan dan sejumlah teknologi keselamatan.

Salah satu teknologi yang menyelamatkan Romain Grosjean ketika hampir 30 detik berada dalam kobaran api adalah baju balap atau racing suit.

Yup, baju balap yang dipakai Romain Grosjean dan pembalap F1 lainnya dibekali teknologi tahan api alias flame resistant.

Pentingnya baju balap tahan api di F1 ini gara-gara kecelakaan yang dialami Niki Lauda di GP Jerman 1976 yang berlangsung di Sirkuit Nurburgring Nordschleife.

Saat itu Ferrari Niki Lauda mengalami kecelakaan saat melaju 280 km/jam hingga terguling beberapa kali dan kemudian terbakar.

Twitter/F1
Detik-detik pertolongan Romain Grosjean oleh petugas medis FIA, saat crash horor di F1 Bahrain 2020, Minggu malam (29/11)

Baca Juga: Sempat Terjebak di Dalam Mobil Yang Terbakar Saat Crash di F1 Bahrain 2020, Teknologi Baju Balap Ini Yang Bikin Romain Grosjean Bisa Selamat

Niki Lauda terjebak di dalam kokpit selama 55 detik dengan api bersuhu 800 derajat Celcius sebelum diselamatkan oleh 4 orang pembalap lainnya.

Waktu itu baju balap Niki Lauda masih pakai bahan Flame Retardant (FRT).

FRT adalah substansi kimia yang ditambahkan saat proses produksi bahan baju balap untuk membuatnya tahan api.

Para pembalap dan petinggi FIA merasa baju balap berbahan FRT ini masih kurang cukup melindungi karena masih mudah terbakar.

Namun, baru pada 1979 menggunakan baju balap tahan api yang bahannya sama dengan baju astronot NASA.

DuPont
Rangkaian kimia Nomex

Baca Juga: Senada Dengan Livery Mobil Baru, Mercedes Pamerkan Baju Balap Berwarna Hitam Untuk F1 2020

Saat ini semua baju balap yang dipakai pembalap F1 dibuat menggunakan bahan Nomex.

Nomex ini ditemukan oleh ilmuan DuPont asal Skotlandia Dr Wilfred Sweeny.

Nomex adalah serat sintetis polyamide yang tahan api buatan DuPont diperkenalkan pertama kali pada 1967.

Nomex terbuat dari meta-phenylenediamine dan isophthaloyl chloride dalam larutan amida (amide solvent).

Ikatan kimia ini membentuk polimer meta-aramid [poly(meta-phenyleneisophthalamide)] yang membuat serat sintetis ini tidak akan meleleh ketika terkena api dalam periode tertentu.

DuPont
Benang Nomex

Baca Juga: Ditinggal Sponsor ROKiT, Ini Livery Baju Balap Baru Tim Williams

Nomex ini ada beberapa jenis seperti Type 430, 450, 455, 462, N301, N302, dan E50.

Umumnya baju balap F1 menggunakan Type 455 atau populer disebut Nomex III.

Baju balap dengan bahan Nomex III mampu bertahan paling enggak 35 detik di dalam kobaran api bersuhu 850 derajat Celcius.

Berdasar aturan FIA No. 8856-2000 tentang "Pakaian Pelindung untuk Pengemudi", racing suit itu mesti memenuhi sejumlah kriteria ketat seperti tahan api bersuhu 600-800 derajat Celcius, tahan api minimal 10 detik, dan suhu di dalam baju tidak boleh lebih dari 41 derajat Celcius.

Umumnya baju balap F1 menggunakan 3-4 lapis serat Nomex yang total beratnya sekitar 700 gram.

Daimler AG
Bahrain GP 2020

Baca Juga: Mau Punya Baju Balap Lewis Hamilton Sambil Beramal? Silakan Ikut Lelang Ini

Untuk menjahit serat Nomex menjadi baju balap digunakan benang yang juga tahan api.

Bahkan resleting baju balap juga tidak boleh meleleh saat terbakar api dengan suhu tinggi.

Baju balap pembalap F1 umumnya dibuat khusus alias custom dan pembalap papan atas seperti Lewis Hamilton untuk satu musim kompetisi punya 40 buah baju balap.

Bisa sekalian buat baju Lebaran tuh.