GridOto.com - Romain Grosjean sempat terjebak dalam kobaran api setelah mobilnya meledak di F1 Bahrain 2020, Minggu (29/11).
Grosjean hampir 30 detik berada di api yang berkobar sebelum akhirnya ia melompat keluar dan mendapat pertolongan dari petugas medis.
Pembalap Prancis itu segera itu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Akibat insiden itu, Grosjean mengalami luka bakar pada kedua tangannya namun beruntung tidak mengalami cedera yang lebih parah.
The best video we've seen today?
— Formula 1 (@F1) November 29, 2020
THIS ???? ????#BahrainGP ???????? #F1 @RGrosjean pic.twitter.com/TbGblznMBv
Baca Juga: Mobil Haas Romain Grosjean Tabrak Pembatas dan Meledak di F1 Bahrain 2020, Pembalap Soroti Peran Halo?
Hal tersebut tak lepas dari peranan baju balap atau racing suit yang digunakan oleh para pembalap F1.
Racing suit memang dirancang tahan api, menggunakan bahan yang sama seperti yang digunakan oleh para astronot dan sesuai spesifikasi NASA.
Meruntut sejarahnya, pakaian balap tahan api ini mulai digunakan sekitar tahun 1959 oleh para pembalap IndyCar 500.
Pada tahun 1966, Bill Simpson, yang mengembangkan baju balap pertama bertemu dengan seorang astronot NASA bernama Pete Conrad.
Pete Conrad inilah yang mengenalkan bahan Nomex yang akhirnya menjadi bahan pembuatan racing suit untuk para pembalap mobil, termasuk F1.
Melansir Formula1-dictionary.net, Nomex adalah material yang tahan api dan merupakan serat ringan yang telah mengalami pengujian termal.
Baru pada tahun 1975, FIA mewajibkan standart bahwa baju balap harus tahan api sehingga bisa memberikan perlindungan untuk para pembalap jika terjadi kebakaran di mobil.
Bahan Nomex ini bisa bertahan pada suhu 400 hingga 800 derajat Celcius.
Baca Juga: Begini Perasaan Bos Tim Haas Lihat Romain Grosjean Crash Horor dan Dikurung Api di F1 Bahrain 2020
Selain overall yang tahan api, semua komponen pembuat baju balap ini juga harus tahan pada suhu panas termasuk risleting dan benang yang digunakan untuk menjahit logo sponsor.
Bahan Nomex juga digunakan untuk lapisan pakaian dalam sebelum menggunakan overall, balaclava, sarung tangan serta kaos kaki dan sepatu para pembalap.
Setiap baju balap yang digunakan oleh para pembalap F1 dibuat secara custom sesuai dengan tubuh orang yang akan menggunakannya.
Tidak hanya digunakan oleh pembalap, baju tahan api ini juga digunakan oleh kru dan petugas medis di lintasan.