“Kalau benar dilakukan, saya pikir hal ini akan menjadi awal dari tamatnya F1,” imbuhnya.
Sekedar informasi, ‘Balance of Performance’ (BoP) merupakan metode yang digunakan dalam sebuah seri balap untuk mencegah terjadinya dominasi oleh satu tim atau produsen mobil.
BoP biasanya diimplementasikan dengan menambah beban, membatasi intake udara mesin, dan pembatasan lainnya untuk menjaga keseimbangan performa antara satu mobil balap dengan yang lain.
Salah satu hal yang membuat Wolff tidak setuju dengan adanya skema ala BoP adalah unit daya F1 yang kompleks dan terikat kuat dengan desain mobil F1 itu sendiri.
“Unit daya F1 tidak hanya diukur dari tenaga puncaknya, tapi juga dari berat, kebutuhan pendinginan, serta kemudahan berkendara. Mustahil mengimplementasikan satu metode yang bisa mencakup seluruh aspek performa dari unit daya F1 modern,” jelasnya.
Terlebih lagi, ia mengatakan bahwa implementasi BoP berisiko membuat para tim akan mendesain unit daya mereka untuk menyelewengkan sistem tersebut.
“Risikonya adalah para tim akan memproduksi mesin yang didesain untuk memperbaiki karakteristik tertentu dari mobil F1 mereka, dan bergantung pada BoP untuk menjaga agar mereka tetap kompetitif dengan rival-rivalnya,” jelas Wolff.
“Lagipula, saya tidak percaya suatu produsen mobil yang percaya diri dengan kemampuan mereka akan menginginkan sebuah sistem yang dapat menyeimbangkan performa,” imbuh pria berkebangsaan Austria tersebut.
“Saya pikir mereka tidak akan menerima dihina secara terang-terangan seperti itu,” pungkasnya.