"Teknologi baru akan datang di 2026, mungkin 2025, tidak masuk akal terus mengeluarkan uang jutaan dolar untuk mesin sekarang," jelasnya.
Apalagi saat ini industri sedang menurun karena adanya pandemi, tentu wacana ini cukup dipertimbangkan.
Horner menilai Renault dan Mercedes sebaiknya mengikuti langkah Red Bull dan Ferrari.
Sementara itu, direktur eksekutif Renault, Marcin Budkowski, tidak semerta-merta melawan ide Red Bull.
Bahkan serius memperhitungkan idenya, hanya saja Renault tak mau begitu saja setuju karena hanya akan memuaskan Red Bull.
"Kami sebenarnya selalu berusaha untuk pembekuan mesin ini sebelum adanya regulasi baru 2026. Tidak masuk akal punya 2 proyek pengembangan mesin yang sekarang dan yang 2026, kau takkan mau merekrut 100 orang lagi untuk itu," ungkapnya.
Malahan Renault punya kecurigaan tertentu ke Red Bull.