Godaan KIA dan Hyundai. Tawarkan Value dan Mobil Full Elektrik Termurah

Bimo Aribowo - Rabu, 18 November 2020 | 16:59 WIB

Hyundai Kona Electric (Bimo Aribowo - )

GridOto.com – Di tengah terus membaiknya pasar otomotif saat pandemi, duo pabrikan Korea menawarkan terobosan baru.

Kebetulan keduanya berasal dari induk perusahaan yang sama yaitu KIA dan Hyundai.

KIA di bawah APM barunya Indomobil merilis KIA Sonet di segmen compact SUV.

Segmen ini tergolong segmen neraka karena banyak pemain besar mendominasi. Sebut saja Honda HR-V, Toyota Rush, Daihatsu Terios.

Tentu KIA harus punya strategi buat merebut hati konsumen. Wajarlah jika tawaran harga dipadu fitur berlimpah jadi andalan.

KIA Sonet dijual mulai Rp 193 sampai Rp 289 juta. Memang terlihat kompetitif dibandingkan rival Jepangnya.

Saat dibandingkan fitur yang ditawarkan baru kelihatan kejutan KIA Sonet.

Mulai dari sunroof, jok berventilasi pendingin, wireless charging buat smartphone, remote engine start, headlamp LED, cruise control hingga audio Bose.

Suatu tawaran fitur yang lazimnya ada di mobil-mobil mewah. Bahkan jok berventilasi pendingin hanya bisa ditemui di mobil-mobil di atas Rp 1 miliaran.

Tentu ini menggoda konsumen yang sebelumnya hanya mendapatkan value tinggi di mobil-mobil Cina.

Apalagi ditambah iming-iming garansi hingga 7 tahun atau hingga 200 ribu km.

Pradana/GridOto.com
KIA Sonet tawarkan beragam fitur mobil mewah

Gelontoran fitur di KIA Sonet terlihat disasar buat menggoda konsumen.

Terlihat dari fitur-fitur yang dipilih memiliki daya guna lebih besar.

Ambil contoh wireless charging buat smartphone dan jok berpendingin. Cocok buat tipikal konsumen Indonesia.

Meski ada juga fitur yang dirasa kurang penting tak disertakan. Seperti pengaturan setir maju-mundur (teleskopik) dan elemen antikabut di kaca belakang.

Di tengah sentimen negatif sebagian kalangan terhadap mobil-mobil merek Jepang yang menyunat fitur, jelas KIA Sonet terlihat keren.

Pabrikan kedua Korea merupakan induk KIA yaitu Hyundai.

Ceritanya nyaris sama yaitu usai berpindah keagenan di Indonesia. Bedanya Hyundai langsung merilis dua mobil full elektrik sekaligus.

Hyundai Ioniq Electric dan Hyundai Kona Electric dijual di harga Rp 624,8 juta dan Rp 664,8 juta.

Keduanya sekaligus menandai kiprah pertama mobil listrik (full battery electric vehicle) dengan harga terjangkau.

Kita tahu sebelumnya sudah ada BMW i3 atau Tesla yang dijual importir umum. Namun keduanya dijual miliaran rupiah.

Hyundai memungkinkan lebih banyak konsumen dapat merasakan memiliki mobil full listrik.

Dipilihnya Hyundai Ioniq Electric dan Hyundai Kona Electric rupanya jadi strategi Hyundai di Indonesia.

Mereka ingin menjadi pelopor, produsen dan pemain utama mobil elektrik. Bahkan bukan hanya di Indonesia namun juga di kawasan ASEAN.

Rizky
Hyundai IONIQ Electric bisa berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam 9,3 detik

Sebagai mobil full listrik termurah di Indonesia saat ini, Hyundai juga masih menyimpan strategi.

Utamanya terkait pembangunan pabrik mereka di Cikarang yang kabarnya fokus ke mobil-mobil elektrik.

Tak menutup kemungkinan jika Hyundai Ioniq Electric dan Hyundai Kona Electric nanti dibuat di pabrik Cikarang.

Saat ini keduanya masih diimpor dari Korea. Bisa dibayangkan jika dirakit di Indonesia.

Kemungkinan harga jual bisa lebih rendah. Jikapun tidak, pasti ada penambahan fitur.

Hyundai Kona Electric meski lebih mahal kemungkinan akan lebih laris dibanding Hyundai Ioniq Electric.

Model sedan liftback seperti Hyundai Ioniq ataupun Toyota Prius memang bukan selera kebanyakan konsumen Tanah Air.

Sebaliknya model SUV kompak layaknya Hyundai Kona Electric lebih disukai.

Tak menutup kemungkinan jika nantinya juga ada produk khusus Hyundai yang dikembangkan sesuai selera konsumen Tanah Air.

Pada sebuah kesempatan Hyundai sempat menceritakan akan menggarap semua segmen.

Tak hanya fokus di segmen tertentu yang selama ini dilakukan APM lamanya.

Gebrakan duo Korea, KIA dan Hyundai ini diharapkan mampu jadi stimulus kuat perbaikan pasar otomotif Indonesia yang tengah terpuruk.

Toh bukan hal mudah buat keduanya merebut hati konsumen. Masih ada 2 hal penting yang harus mereka buktikan.

Yaitu jaringan purna jual (service) dan resale value kondisi bekasnya.

Keduanya masih belum mampu bersaing dengan pabrikan Jepang sekelas Toyota, Daihatsu, Honda dan Suzuki.

Namun langkah Hyundai patut disimak dengan target pembukaan ratusan dealer baru hingga tahun depan.

Kita tunggu saja sambil melihat reaksi pesaing yang lain.

Semoga makin banyak pabrikan merilis mobil-mobil baru yang memiliki value tinggi dan bermesin elektris.

*Penulis adalah wartawan otomotif sejak tahun 2000 di beberapa media grup Kompas Gramedia, seperti tabloid Otomotif, majalah Otosport, majalah Auto Bild Indonesia dan saat ini bergabung di GridOto.com.