GridOto.com - Usai keluar dari VR46 Academy, karier Lorenzo Baldassarri terjun bebas pada Moto2 musim 2020 ini.
Bagaimana tidak, di musim 2018 dan 2019 bisa dibilang Baldassarri sedang menuju puncak kariernya di Moto2.
Di awal 2019 misalnya, Baldassari memenangkan 3 dari 4 balapan awal.
Sayangnya pada 4 balapan selanjutnya, Baldassarri tidak mampu menguasai dirinya dan melakukan banyak sekali blunder hingga gagal finis 3 kali.
Baca Juga: Apakah Kontrak Sah Pembalap di MotoGP dan F1 Sudah Tak Punya Harga Diri? Ini Contohnya
Awal yang bagus tampaknya malah membuatnya tertekan karena ekspektasi tinggi berada di pundaknya.
Apalagi Baldassarri langsung diincar banyak tim MotoGP, bahkan sudah ada diskusi.
Blunder demi blunder itu bikin Baldassarri kehilangan puncak klasemen dan mengalami banyak tekanan, terutama karena dia membawa nama sang guru, Valentino Rossi.
Baldassarri tak mampu mengatasi tekanan itu dan akhirnya pada bulan Juli 2019 nekat keluar dari VR46 Academy beserta manajemennya setelah musim 2019 berakhir, setelahnya bergabung dengan manajemen Simone Battistella.
Sebelum mundur, Balda sempat meminta nasihat ke sang guru, The Doctor, dan tidak dihalangi.
Baca Juga: Jadwal Sementara F1 2021 Mulai Disusun, Direncanakan Akan Berlangsung Normal?
"Ini momen tepat. Kami akan tetap bekerja sama sampai akhir tahun ini, tapi setelahnya kami akan berpisah. Aku sebenarnya akan bertahan untuk 3 tahun lalu. Tapi sebelum mengambil keputusan, aku bertanya ke Valentino dan meminta nasihat," kata Balda kala itu, dilansir GridOto.com dari Speedweek.com.
"Aku paham bahwa aku butuh sesuatu yang lain untuk maju di mana aku kesulitan, dan aku harus melakukannya sendiri dan bukan jadi seseorang di antara banyak orang," tegasnya.
Sejak awal musim 2019, pembicaraan soal mundurnya Balda sudah beberapa kali didiskusikan dengan The Doctor.
Balda sendiri sangat berat untuk mundur karena akademi sudah seperti keluarga keduanya.
Alasannya mundur karena ada tekanan jadi murid Valentino Rossi.
Hal itu ternyata membuatnya cukup gugup dan itu mengganggunya.
Baca Juga: Crash di MotoGP Teruel 2020, Alex Marquez Tuding Johann Zarco Jadi Salah Satu Penyebabnya
"Bagiku, aku lebih banyak khawatir karena aku tidak mau meninggalkan akademi, aku merasa jadi bagian sesuatu dan idolaku ada di sisiku. Dan itu mempengaruhi pendekatanku untuk balapan, membuatku gugup dan tidak membantuku," tegasnya.
Di sisa balapan Moto2 2019 setelahnya, Baldassarri tidak mampu tampil mengesankan lagi, paling bagus cuma finis keempat di Austria dan Jepang, selain itu tidak memuaskan.
Di 2020 ini, prestasi Baldassarri benar-benar terjun bebas.
Keluar dari akademi bukan membuat prestasinya lebih bagus, malah terpuruk.
Baldassarri hanya meraih podium pada seri pertama di Qatar, hanya 2 kali menempati P8 dan sisanya tidak memuaskan.
Baca Juga: Finish Ketiga di F1 Portugal 2020, Ini Cara Max Verstappen Bisa Kalahkan Rekor Lewis Hamilton
Boro-boro meraih podium, Baldassarri sering betarung di papan bawah, bahkan di luar 20 besar.
Kualifikasi menembus 15 besarpun hanya 3 kali saja sepanjang musim.
Di klasemen, Baldassarri hanya menempati posisi ke-16 dengan 47 poin saja, jauh sekali dibandingkan performanya di 2 musim sebelumnya.
Padahal timnya juga tidak ganti, tapi performanya benar-benar jatuh.