Sejak awal musim 2019, pembicaraan soal mundurnya Balda sudah beberapa kali didiskusikan dengan The Doctor.
Balda sendiri sangat berat untuk mundur karena akademi sudah seperti keluarga keduanya.
Alasannya mundur karena ada tekanan jadi murid Valentino Rossi.
Hal itu ternyata membuatnya cukup gugup dan itu mengganggunya.
Baca Juga: Crash di MotoGP Teruel 2020, Alex Marquez Tuding Johann Zarco Jadi Salah Satu Penyebabnya
"Bagiku, aku lebih banyak khawatir karena aku tidak mau meninggalkan akademi, aku merasa jadi bagian sesuatu dan idolaku ada di sisiku. Dan itu mempengaruhi pendekatanku untuk balapan, membuatku gugup dan tidak membantuku," tegasnya.
Di sisa balapan Moto2 2019 setelahnya, Baldassarri tidak mampu tampil mengesankan lagi, paling bagus cuma finis keempat di Austria dan Jepang, selain itu tidak memuaskan.
Di 2020 ini, prestasi Baldassarri benar-benar terjun bebas.
Keluar dari akademi bukan membuat prestasinya lebih bagus, malah terpuruk.
Baldassarri hanya meraih podium pada seri pertama di Qatar, hanya 2 kali menempati P8 dan sisanya tidak memuaskan.
Baca Juga: Finish Ketiga di F1 Portugal 2020, Ini Cara Max Verstappen Bisa Kalahkan Rekor Lewis Hamilton
Boro-boro meraih podium, Baldassarri sering betarung di papan bawah, bahkan di luar 20 besar.
Kualifikasi menembus 15 besarpun hanya 3 kali saja sepanjang musim.
Di klasemen, Baldassarri hanya menempati posisi ke-16 dengan 47 poin saja, jauh sekali dibandingkan performanya di 2 musim sebelumnya.
Padahal timnya juga tidak ganti, tapi performanya benar-benar jatuh.