GridOto.com – Masih dalam rangkaian HUT yang ke-3, GridOto.com kali ini mengangkat kisah perjalanan workshop Prestige Carbon.
Kali ini, Gerak Bersama Usaha Kecil Menegah (GeBer UKM) menyambangi workshop Prestige Carbon di bilangan Kedoya Utara, Jakarta Barat.
Sesuai namanya, workshop ini bergerak di bidang pembuatan panel-panel dari bahan carbon fiber.
Tapi siapa sangka, bisnis keluarga ini bermula dari usaha jualan mebel dengan bahan dasar kayu jati.
Baca Juga: GeBer UKM: DCS Auto, Bengkel Spesialis Variasi Part Carbon Produksi Dalam Negeri
Adalah Bambang Indratno, pada tahun 80’an saat masih kuliah, ia memanfaatkan limbah kayu mebel untuk dijadikan barang yang bernilai.
“Jadi orang tua itu usaha furnitur, nah itu kan ada sisa-sisa kayu. Saya manfaatkan bikin shift knob,” buka Bambang panggilan akrabnya.
Ternyata, usaha tersebut membuahkan hasil. Bahkan dengan produk tersebut, mampu membawa usahanya masuk sebagai vendor di Agen Pemegang Merek.
“Di tahun 1994, kami pernah masuk ke Toyota sebagai genuine accessories, lalu setahun kemudian di 1995 masuk ke General Motor sebagai vendor OEM untuk Opel Blazer LT pada waktu itu,” bangga Bambang yang kini punya workshop di Magelang, Jawa Tengah.
Tak hanya di dalam negeri, rupanya Bambang juga berhasil membuat panel kayu untuk Range Rover dan dikirim hingga ke Abu Dhabi.
Sementara untuk part carbon baru mulai di tahun 1994, “dulu tahun segitu termasuk yang pertama untuk carbon fiber,” jelasnya.
Akhirnya di 2008 berhenti supply ke APM karena pabrik beralih ke printing kayu dan part carbon atas permintaan aftermarket.
Baca Juga: GeBer UKM: 1Ds Inside, Spesialis Servis dan Perawatan Helm Branded
Salah satu kelebihannya Prestige Carbon, karena sudah pernah suplai ke APM, jadi soal kualitas sudah tidak diragukan lagi.
Dengan bekal pengalaman di industri otomotif, part carbon yang dibuat workshop ini diklaim memiliki kepresisian yang tinggi dan kuat karena menggunakan teknologi VARTM (Vacuum Assisted Resin Transfer Molding).
“Jadi kalau di kami jelas standar otomotif, karena sebelumnya juga sudah masuk ke APM. Terus kita punya produksi karena sudah terbiasa harus efisien, jadi harga bisa ditekan,” ujar Christopher Nicholas anak Bambang yang kini meneruskan usahanya.
Pada tahun 2018, Christopher juga mulai main part forged carbon. Motifnya seperti batu granit dengan pola abstrak seperti punya Lamborghini Aventador.
Namun saat ini memang belum terlalu populer di Indonesia. “Selain carbon fiber kita juga ada forged carbon. Tapi memang belum terlalu populer karena materialnya juga lebih mahal,” tambahnya.
Kini, Prestige Carbon tengah fokus di part roda dua. “Karena pasarnya di otomotif kan bergerak terus ya. Saat ini lagi motor yang naik kita produksi itu,” ujar pria yang kini dibantu oleh belasan pegawai.
Untuk pemasaran, selain memasok ke toko aksesori, ia juga mejual langsung dengan merek dagang Vulcan melalui e-commerce.
“Cakupan sih kalau sekarang selain ke toko, kita juga lewat e-commerce, jadi bisa dari mana saja yang beli,” tambahnya.
Untuk harganya, produk dari Prestige Carbon dijual mulai Rp 125 ribu seperti cover shift shift knob untuk Toyota Innova dan Fortuner.
Baca Juga: GeBer UKM: Radja Basa, Spesialis Pelat Kolong Mobil dari Lampung
Lalu untuk part motor seperti cover tutup tangki Honda ADV 150 dijual seharga Rp 250 ribu.
“Kalau harga relatif ya, mulai dari Rp 125 ribu untuk cover shift knob sampai Rp 5,5 juta untuk kap mesin Honda Brio,” ujar Bambang yang mengaku omzetnya turun lebih dari 50% selama pandemi ini dari yang tadinya bisa mencapai Rp 100-200 juta per bulan.
Nah buat teman-teman yang berminat atau ingin sekadar konsultasi, bisa langsung kontak Christopher Nicholas di 0858 8001 1166 atau lihat di Instagram @prestige_carbon.
Atau bila mau ke workshopnya bisa ke Gg. Macan No.6, RT.3/RW.5, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520.