Tak hanya di dalam negeri, rupanya Bambang juga berhasil membuat panel kayu untuk Range Rover dan dikirim hingga ke Abu Dhabi.
Sementara untuk part carbon baru mulai di tahun 1994, “dulu tahun segitu termasuk yang pertama untuk carbon fiber,” jelasnya.
Akhirnya di 2008 berhenti supply ke APM karena pabrik beralih ke printing kayu dan part carbon atas permintaan aftermarket.
Baca Juga: GeBer UKM: 1Ds Inside, Spesialis Servis dan Perawatan Helm Branded
Salah satu kelebihannya Prestige Carbon, karena sudah pernah suplai ke APM, jadi soal kualitas sudah tidak diragukan lagi.
Dengan bekal pengalaman di industri otomotif, part carbon yang dibuat workshop ini diklaim memiliki kepresisian yang tinggi dan kuat karena menggunakan teknologi VARTM (Vacuum Assisted Resin Transfer Molding).
“Jadi kalau di kami jelas standar otomotif, karena sebelumnya juga sudah masuk ke APM. Terus kita punya produksi karena sudah terbiasa harus efisien, jadi harga bisa ditekan,” ujar Christopher Nicholas anak Bambang yang kini meneruskan usahanya.
Pada tahun 2018, Christopher juga mulai main part forged carbon. Motifnya seperti batu granit dengan pola abstrak seperti punya Lamborghini Aventador.
Namun saat ini memang belum terlalu populer di Indonesia. “Selain carbon fiber kita juga ada forged carbon. Tapi memang belum terlalu populer karena materialnya juga lebih mahal,” tambahnya.