Tentunya konsumsi bensin yang sangat irit ini ada hubungannya dengan mesin baru Honda Genio yang kini memiliki bore x stroke kini jadi 47 x 63,1 mm alias sangat overstroke.
Langkah piston sangat panjang, 63,1 mm jadi langkah piston terpanjang dari motor lokal yang beredar saat ini
Mesin dengan rasio kompresi 10,0:1 ini menghasilkan tenaga maksimal yang diklaim mencapai 8,9 dk/7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm/5.500 rpm.
Ini lebih besar dari BeAT yang hanya 8,5 dk/7.500 rpm dan 9 Nm/6.500 rpm.
Selain itu, dimensi mesin Genio juga lebih ramping, makanya oli cuma 650 ml. Bobotnya mesinnya pun lebih ringan sekitar 2 kg kalau dibanding mesin BeAT.
Karakter mesin overstroke ini otomatis punya torsi atau momen puntir yang besar pula terutama di putaran rendah.
Terasa banget tarikan awal saat start atau ketika stop and go di kemacetan Genio begitu responsif. Buka gas sedikit saja, maka Genio langsung ngacir diiringi suara knalpot khas yang cukup garing dan merdu.
Wajar kalau mengendarai Honda Genio jarang bejek gas dalam-dalam, karena buka gas dikit saja sudah langsung ngacir.
Tester kami memiliki postur tester 173 cm 64 kg, dengan karakter cara bawa motornya agresif, tiap ketemu jalan kosong pasti gas pol.
Dari hasil tes secara full to full dan dilakukan sebanyak 3 kali dengan bensin RON 92, didapat angka rata-rata yang sangat mengejutkan, tembus lebih dari 50 km/liter layaknya sebuah motor bebek, tepatnya 51,3 km/liter!
Sementara BeAT berdasarkan test ride kami hanya dapat 48,5 km/liter.
Kebayang kan kalau cara bawanya seperti ibu-ibu yang kalem? Rasanya klaim Honda 59,1 km/liter bisa tercapai.
Hasil ini jelas lebih irit dari bebek-bebek injeksi masa kini yang hasil pengetesan kami dengan parameter sama, mampu mencapai 50 km/liter.
Contohnya Honda Revo X yang saat kami tes konsumsi bensinnya mencapai 50,2 km/liter.
Wajar jika bebek bisa sangat hemat bensin karena transmisi manualnya minim energi terbuang layaknya CVT pada skutik. Sedang Honda Genio menggunakan transmisi CVT. Salut!