GridOto.com - Mungkin belum banyak yang mengetahui jika klakson rusak sebenarnya bisa diperbaiki, dan ada juga lho bengkel spesialisnya.
Dalam Gerak Bersama UKM atau GeBer UKM kali ini, GridOto.com akan memperkenalkan Batavia Horn, bengkel spesialis yang khusus menangani berbagai masalah di klakson.
Mulai dari suara klakson sember hingga mati total bisa diservis di bengkel yang bermarkas di kawasan Cimanggis, Depok ini.
Batavia Horn juga kerap menjadi langganan dan rujukan dari berbagai member komunitas motor.
Baca Juga: Bengkel Spesialis: Batavia Horn, 'Dokternya' Klakson di Depok, Jawa Barat
Konsumennya selalu ramai, rata-rata belasan orang datang ke bengkel spesialis klakson ini setiap harinya saat situasi sebelum pandemi Covid-19.
"Pelanggan paling banyak sih dari Jabodetabek, ada juga di Cianjur, Yogyakarta, hingga Malang," ucap Yoyon Heryana, Owner Batavia Horn, saat ditemui GridOto.com, Jumat (16/10/2020).
Uniknya, ide membuat bengkel spesialis klakson ini justru tercipta karena Yoyon kesal dengan pengguna motor yang suara klakson-nya sangat kencang.
"Awalnya, saya tuh kesal karena pernah dikagetin orang. Jadi ceritanya ada orang naik motor Honda Supra, tapi dia pakai klakson mobil yang suaranya itu suara hewan, dan itu tuh kenceng banget," kenang Yoyon.
"Akhirnya saya ikut-ikutan bikin klakson kenceng begitu. Di rumah kebetulan ada klakson bekas, saya minta tolong kakak saya buat benerin, karena dia jago di bidang kelistrikan, akhirnya bisa tuh dibenerin," lanjutnya.
Mulai dari situ, sang kakak akhirnya berpikir untuk membuka bengkel yang khusus menangani kerusakan klakson.
Saat pertama kali membuka bengkel spesialis klakson pada 2006 silam, Batavia Horn hanya menjual klakson bekas yang telah direparasi.
Namun kini mereka juga menjual berbagai aksesori dan lampu-lampu kendaraan.
"Jadi kakak saya tuh keliling bengkel-bengkel buat membeli klakson-klakson bekas. Dulu enggak banyak orang yang tahu kalau klakson bisa diservis, taunya kalau rusak ya diganti baru aja," tuturnya.
"Jadi klakson bekas tersebut dikumpulin, diservis lagi, suaranya dikencengin, lalu dijual," sambungnya.
Baca Juga: GeBer UKM: Abah Custom, Bengkel 'Umum' yang Jadi Rujukan Komunitas Motor Trail dan Supermoto
Yoyon mengungkapkan, awal berdirinya Batavia Horn sang kakak lah yang mengelola.
Saat itu dirinya masih bekerja di salah satu perusahaan sebagai installer kelistrikan alat berat.
Namun karena sang kakak ingin membuka usaha lain di bidang peternakan, ia pun meminta Yoyon untuk mempelajari cara perbaikan klakson beserta instalasinya.
"Saya belajar selama kurang lebih dua tahun, akhirnya saya dilepas sendiri," ucapnya.
Baca Juga: GeBer UKM: Mang Epi, Spesialis Miniatur Motor dari Bandung, Sukses Mendulang Hoki dari Hobi
Singkat cerita, Yoyon akhirnya mengakuisisi bisnis milik kakaknya ini pada 2010.
Karena sang kakak juga sebenarnya ingin pulang ke kampung halaman dan membuka bisnis peternakan di sana.
"Sebenarnya ini saya hitungannya beli usaha kakak saya sih, karena kan kakak saya juga butuh modal buat usaha peternakan di kampung halaman. Saya beli Rp 70 juta, tapi pembayarannya nyicil," ucap Yoyon.
Yoyon mengaku kala itu ia harus merogoh tabungannya, sebagai modal untuk membeli barang dan membayar uang sewa ruko.
Baca Juga: GeBer UKM : Surya Painting 18, Spesialis Cat Pelek Motor, Awalnya Sempat Dibilang Bengkel Aneh
"Dulu itu modal sekitar Rp 22 juta. Buat belanja stok barang Rp 15 juta, lalu Rp 7 juta untuk bayar sewa ruko. Itu diluar saya nyicil biaya akuisisi bengkel ke kakak saya ya," tuturnya.
Yoyon juga menceritakan beberapa kendala yang ia hadapi saat awal mengelola Batavia Horn, mulai dari kekurangan stok barang sampai kesulitan mencari pelanggan.
Selama dua tahun mengelola Batavia Horn, bengkel tersebut menjadi sepi pelanggan dan membuatnya harus memutar otak agar usaha ini kembali ramai.
Akhirnya, ia pun memutuskan untuk bergabung dengan komunitas Honda Tiger dan mempromosikan usahanya tersebut ke rekan-rekan sesama member.
Baca Juga: GeBer UKM, Bentuk Peduli GridOto Terhadap Pengusaha Kecil di Tengah Pandemi
"Nah mulai ramai itu di tahun 2012, ramai karena anak-anak komunitas motor main ke sini. Awalnya komunitas Honda Tiger, terus Yamaha Scorpio, lalu mulai banyak tuh semua motor masuk, mulai menyebar dari mulut ke mulut," jelasnya.
Batavia Horn pun sempat membuka dua cabang yang berlokasi di Jl. Radar Auri Depok dan Cianjur, Jawa Barat.
Namun karena tidak ada yang bisa mengurusnya, Yoyon akhirnya memutuskan untuk menutup kedua cabang tersebut.
Saat ditanya perihal omzet, pria kelahiran 1990 ini mengaku biasa mendapatkan Rp 60 juta per-bulan.
Baca Juga: Masing-masing Punya Kelebihan dan Kekurangan, Mending Pilih Klakson Keong atau Klakson Disc?
Tetapi semenjak adanya pandemi Covid-19, pendapatannya mengalami penurunan yang sangat drastis.
"Sebelum ada Covid-19, per-bulan omzet saya Rp 60 jutaan. Nah semenjak Covid-19 ini turun banget, paling gede Rp 35 juta per-bulan," tuturnya.
Bahkan, ia pun terpaksa harus merumahkan dua karyawannya karena efek pendapatan yang menurun ini.
"Dulu karyawan saya sempat ada 10 orang, itu waktu masih ada cabang di Cianjur. Lalu makin lama makin berkurang, di akhir 2019 sisa 4 orang, tapi semenjak Covid-19 jadi tinggal 2 orang," tutur Yoyon
"Nah dua orang lainnya terpaksa saya rumahkan karena keadannya lagi begini (pandemi Covid-19), pemasukan saya juga berkurang. Tapi yang masih kerja, gajinya tetap saya bayar 100 persen dan enggak saya kurangin," lanjutnya.
Baca Juga: Suara Klakson Model Keong Bisa Disetting Volumenya, Tapi Harus Perhatikan Hal Ini!
Untuk bertahan di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19, Yoyon mengaku ingin mempelajari digital marketing agar bisa memasarkan bisnisnya secara online.
"Saya mau belajar jualan di marketplace dan saya juga mau cari cara promosi lewat online. Karena jujur saja pemasaran saya ini kurang banget, selama ini kan konsumen hanya tahu dari mulut ke mulut," tukasnya.
Bukan tanpa alasan, mengingat Yoyon sebelumnya tidak pernah memasarkan usahanya secara online, bahkan di sosial media sekalipun.
"Jangankan marketplace, saya promo di Facebook (FB) dan Instagram aja baru beberapa waktu belakangan ini, tadinya enggak pernah," ungkap Yoyon seraya tertawa.
"Belakangan ini saya mulai masuk ke grup grup facebook anak motor, jadi saya promo lewat situ. Tapi enggak bisa sering-sering, takut di-kick sama admin grupnya," lanjutnya.
Baca Juga: Supaya Suaranya Enggak Sember, Klakson Haram Bersentuhan dengan Hal Ini
Selain mempelajari digital marketing, Yoyon sangat ingin mempekerjakan kembali dua karyawan bengkelnya yang saat ini dirumahkan.
"Sudah sempat komunikasi juga, tapi saya tahan dulu lah. Karena kondisi juga masih begini, pendapatan masih susah," kata Yoyon.
Sedangkan untuk rencana jangka panjanganya, ia ingin memperluas pasar dengan membuka kembali cabang baru.
"Tapi kalau buka cabang nanti dulu lah, kondisinya masih begini jadi sabar aja dulu," ujar Yoyon.
Baca Juga: Klakson Motor Enggak Mau Bunyi, Mungkin Ini Dia Biang Keladinya Sob
Sebagai informasi, untuk servis klakson di Batavia Horn biaya berkisar di angka Rp 20 ribuan, tergantung kerusakan dan tingkat kesulitannya.
Kalau soal harga klakson baru tergantung jenis dan mereknya, banderol yang ditawarkan mulai Rp 170 ribu sampai Rp 520 ribu sudah termasuk biaya installasi.
Namun kalau sobat hanya ingin menginstalasi saja, tarif yang ditawarkan mulai Rp 50 ribuan sampai Rp 80 ribuan.
"Kalau lampu-lampu, itu mulai dari Rp 60 ribuan sampai Rp 3 jutaan. Biasanya kalau Rp 3 juta itu lampu-lampu untuk Moge," tukasnya.
Jika sobat ingin membeli klakson ataupun beragam lampu-lampu motor di Batavia Horn, sobat bisa langsung hubungi alamat di bawah ini
Batavia Horn:
Jl. Akses UI No.75, Tugu, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16451 (0852-8111-1198)
Facebook: Batavia Horn
Instagram: @Bataviahorn_