GridOto.com - Tidak hanya berhenti di XL7 yang diluncurkan pada Februari 2020 lalu, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) terpantau masih menyimpan amunisi mobil baru untuk pasar Indonesia.
Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, jika sesuai rencana maka peluncuran mobil baru tersebut akan dilakukan pada akhir tahun ini.
"Aman, tunggu tanggal mainnya ya," ujar Harold Donnel, selaku Head of Brand Development and Marketing Research 4W SIS saat dihubungi GridOto.com belum lama ini.
Selain masih menyimpan produk baru, Suzuki juga tengah menyiapkan ragam program penjualan menarik bagi para konsumennya di Tanah Air.
Hal itu diharapkan mampu memberikan stimulus ke pasar otomotif Tanah Air yang turun akibat pandemi Covid-19.
"Sama, tunggu tanggal main info program akhir tahun ya. Kami lagi siapkan yang ciamik," tutur pria yang akrab disapa Harold ini.
Lebih lanjut, sebelumnya Harold juga pernah mengungkapkan bahwa pihaknya tengah melakukan studi terkait mobil baru yang akan diluncurkan tersebut.
Menariknya, mobil baru yang akan diluncurkan Suzuki nantinya bakal memiliki banderol yang terjangkau guna menjangkau konsumen yang lebih luas.
Baca Juga: Suzuki Kasih Sinyal Bakal Luncurkan Mobil Murah Terbarunya di Indonesia, Karimun Wagon R Facelift?
"Semangatnya kalau kami sebagai APM (Agen Pemegang Merek) bukan serta merta hanya diri sendiri, tapi juga semangatnya kami adalah bagaimana membalikkan industri otomotif Indonesia bisa lebih atraktif lagi," papar Harold beberapa waktu lalu.
"Price range (kisaran harga) yang mungkin akan menjadi affordable price (harga yang terjangkau) untuk konsumen secara mayoritas," imbuhnya.
Menurutnya, hal itu sebagai respon dari Suzuki untuk menggairahkan kembali daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Tanah Air.
"Kalau dari studi internal kami kan ada di range Rp 160 juta sampai Rp 180 jutaan, itu angka psikologis, plus-minus lah. Mungkin adanya pandemi Covid-19 ini angkanya enggak berada di range segitu, mungkin Rp 140 juta sampai Rp 160 juta," kata Harold lagi.
"Artinya terjadi degradasi atau penurunan kekuatan beli. Nah, kami harus bisa merespon dengan mempersiapkan kendaraan-kendaraan yang mungkin di level harga psikoligis yang baru dari konsumen," pungkasnya.