Mesinnya overbore, karakternya putara output power dan torsi di putaran atas.
Maklum lah, ZX-25R punya diameter piston 50 mm dengan stroke hanya 31,8 mm, gila ya pendek banget stroke-nya hehee..
Awalnya kami menduga, dipakai harian akan merepotkan karena harus tahan di putaran mesin tinggi.
Ya mirip ketika jajal di Sentul, selalu ingin kencang putaran mesin wajib dijaga di atas 10.000 rpm agar bisa merasakan ‘muntahan’ tenaga dari ZX-25R.
Tapi nyatanya, buat harian enggak lemot-lemot banget putaran bawahnya, asalkan dijaga di atas 6.000 rpm, dan untuk mencapai 6.000 rpm respon mesinnya masih lumayan cepat.
Jadi kalau harian bermain di 6.000 sampai 10.000 rpm untuk menyalip-nyalip masih mudah.
Dan seperti yang dirasakan di sirkuit, setelah 10.000 rpm tenaga ZX-25R dimuntahkan sampai limiter di 17.000 rpm.
Tenaga seakan tak ada habisnya, karena didukung rasio gigi yang rapat, gigi 6 pun close ratio, bukan overdrive (28/27).
Asyiknya lagi, di putaran atas ada suara ngorok dari throttle body yang begitu keras juga menambah kesan sporty.