GridOto.com - Beberapa waktu lalu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru sebesar 0 persen.
Relaksasi pajak mobil baru 0 persen, kini sedang dikaji Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan.
Usulan relaksasi pajak mobil baru 0 persen diyakini untuk mendongkrak penjualan kendaraan roda empat selama masa pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Namun, apakah relaksasi penghapusan pajak pembelian mobil baru bisa mendukung industri otomotif roda empat lainnya seperti sparepart dan aksesori?
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Industri Otomotif, Menperin Usulkan Pembelian Mobil Baru Bebas Pajak
"Kalau pajak mobil baru bisa jadi 0 persen, pasti itu sinyal bagus untuk mendongkrak penjualan mobil," ujar Ayong Jeo, Ketua Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (GATOMI) saat dihubungi GridOto.com, Kamis (24/9/2020).
Ayong mengatakan, dampak dari wacana relaksasi pajak mobil baru 0 persen juga bisa berdampak buruk saat ini.
"Usulan ini kan masih jadi wacana, dampaknya sekarang konsumen akan menahan dan saling tunggu untuk membeli mobil baru," sebutnya.
Tapi sisi baik dari usulan ini menurut Ayong, penjualan sparepart dan aksesori mobil bisa meningkat permintaannya di pasaran.
Baca Juga: Ada Usulan Relaksasi Pajak Mobil Baru, PT HPM Bakal Lakukan Pengkajian Lebih Lanjut
"Kalau wacana ini nanti terealisasi dan jika penjualan mobil naik, biasanya penjualan aksesori juga ikut terdongkrak. Tapi untuk sparepart tidak pengaruh karena selama pandemi Covid-19 penjualan sparepart masih bagus," jelasnya.
"Kenaikkan penjualan aksesori minimal harus naik 10 sampai 20 persen. Karena untuk sekarang dan saat PSBB total penjualan aksesori sudah turun 50 persen dibanding sebelum pandemi, sekarang ada PSBB total malah lebih parah lagi," lanjut Ayong.
Karena itu, Ayong meminta agar usulan dari Kemenperin sebaiknya cepat direalisasikan pemerintah.
"Karena usulan pajak mobil baru 0 persen sudah diberitakan berbagai media, harusnya secepatnya direalisasikan," tutupnya.