Gaikindo Sebut Relaksasi Pajak Mobil Baru Harus Segera Direalisasikan, Sebab Bisa Jadi Boomerang

Naufal Shafly - Jumat, 25 September 2020 | 14:50 WIB

Ilustrasi industri otomotif Indonesia (Naufal Shafly - )

"Kalau gak ada kepastian, takutnya masyarakat hanya wait and see, tidak melakukan pembelian. Sehingga penjualan justru makin merosot," pungkasnya.

Meski begitu, Gaikindo tidak bisa berharap banyak soal kepastian dari wacana relaksasi ini. Sebab, keputusan dari kebijakan ini adalah domain dari pemerintah.

"Itu wacana pemerintah, jadi mereka yang punya wewenang. Di Agustus kita sudah jualan 37.000 unit, kita harapkan di September, tanpa stimulus, itu di angka 40.000 - 45.000 unit. Kalau ada stimulus kita bisa naik jadi 60.000 unit, itu kan lumayan," tuturnya.

Saat disinggung mengenai berapa persen penurunan harga mobil baru jika relaksasi ini terwujud, Kukuh enggan memberi banyak komentar.

Baca Juga: BI Beri Relaksasi Kredit DP 0% Untuk Kendaraan Listrik, APPI: Leasing Belum Tentu Mau! Ini Penjelasannya

"Saya tidak tahu, karena itu wilayahnya pemerintah. Mereka yang tahu hitungannya, model-modelnya seperti apa. Kami menghormati nantinya keputusan pemerintah," ujarnya.

Namun, Kukuh memprediksi, penurunan harga tidak sampai 40 persen.

"Enggak lah, saya gak yakin penurunannya akan sebesar itu (40 persen). Kan itu hitung-hitungannya banyak, gak semudah itu dan gak sebesar itu," tutupnya.