Gridoto.com - Hari ini tepatnya 9 September 2020 sedang diperingati Hari Olahraga Nasional.
Memperingati Hari Olahraga Nasional, yuk kita bahas dua motor balap 2-tak paling legendaris di Indonesia.
Dua motor ini menjadi momok menakutkan bagi para lawannya di pentas balap Tanah Air.
Biar enggak penasaran langsung saja kita ulas.
Baca Juga: Lagi Ramai! Valentino Rossi Digosipkan Akan Pensiun, Andrea Dovizioso ke Tim Petronas?
1. Suzuki RG Sport Tunggangan Hendriansyah
Suzuki RG Sport bikin catatan positif di balap motor nasional era mesin 2-tak dari 1999-2005.
Salah satu motor yang paling beken dan berprestasi adalah Suzuki RG Sport tunggangan Hendriansyah yang berjuluk Dewa Road Race.
Meski sempat memberi kejutan dan banyak menang di awal kemunculannya, tapi masuk di gelaran kejurnas region Jawa tahun 2001, Suzuki RG Sport di tangan Hendriansyah bermasalah.
Mesin RG Sport tidak tahan lama ketika dipakai balap, masalah berulang sampai seri II kejurnas region Jawa di Tawang Mas, Semarang ini sempat bikin Hendriansyah pusing.
“Akhirnya, saya putuskan untuk minta bantu Om Chia (Almarhum Michael Iskandar, red). Hasilnya bisa kelihatan setelah dibawa ke Om. Enaknya, mesin yang dibikin Om bisa klop dengan saya,” ujar Hendri.
Salah satu kunci kesuksesan RG Sport tunggangan Hendriansyah karena setiap balap disiapkan tiga silinder head.
“Masing-masing head akan bikin kompresi yang berbeda. Paling tinggi kompresinya sekitar 13,6. Head kedua turun 0,2 dan ketiga turun 0,4. Kan setiap sirkuit berbeda-beda karakternya,” jelas Hendriansyah.
Memang, RG Sport enggak bisa lepas dari peran besar Om Cia, sang Maestro kilik mesin Indonesia yang memang engineernya untuk beberapa mesin Suzuki, seperti Suzuki Sprinter dan Crystal.
Hendriansyah sendiri balap pakai RG Sport hingga tahun 2005 dan telah banyak mengeloksi banyak kemenangan.
Enggak heran kalau motor ini jadi salah satu yang legendaris di pentas balap underbone 2-tak.
2. Honda Tena Tunggangan Ahmad Jayadi
Nostalgia dengan motor balap nasional era 2-tak enggak akan lengkap tanpa membahas Honda Nova Tena 110RS besutan Ahmad Jayadi.
Motor berjenis ayam jago ini sangat istimewa.
Motor 2 langkah bervolume 110 cc ini mampu merajai kejuaran balap motor nasional pada tahun 2002.
“Ya, bisa dibilang ini adalah ayam yang ter-istimewa,” buka Ahmad Jayadi, joki motor ini pada tahun tersebut.
Honda Nova Tena 110RS Ahmad Jayadi Honda Tena tipe RS yang non radiator serta dilengkapi dengan transmisi 5 percepatan.
Bisa dibilang motor ini merupakan lawan tangguh bagi motor 2-tak pada masa itu seperti Suzuki RG-Sport, Cagiva Stella 110, dan Yamaha Force-1 hingga Yamaha F1ZR.
Sejatinya ada dua buah motor Honda Tena yang pernah dibesut Ahmad Jayadi.
Pertama adalah Honda Tena kepunyaan dari tim SKF Fuchs Star Motor milik Benny Djatiutomo.
Baca Juga: Tiga Kali Absen Podium, Fabio Quartararo Bertekad Balas Dendam di MotoGP San Marino 2020
Di tahun sebelumnya (2001), motor ini sudah mampu merajai road race melalui pembalapnya Rafid Poppy Sugiarto.
Motor yang sama juga dipakai Jayadi sapaan akrab Ahmad Jayadi dan mampu menjadi Juara Nasional pada tahun 2002.
Yang kedua adalah Honda Tena kepunyaan tim SKF Enduro Racing Ahmad Jayadi Motor.
Dengan motor ini pula, Ahmad Jayadi mampu menjadi juara umum pada event-event road race lainnya pada tahun yang sama (2002), seperti kejurda, dan club event.
Jika Honda Tena kilikan Benny istimewa karena langsung menerapkan ilmu korek HRC Thailand.
Maka Honda Tena racikannya sendiri juga memiliki keistimewaan.
Beberapa part menggunakan Honda RS 125, itu lho motor aseli Jepang yang dipakai di MotoGP kelas 125 cc.
“Peleknya langsung dicomot tuh, ringan namun juga kuat,” cerocos Jayadi yang bermukim di kawasan Pondok Gede, Bekasi ini.
Oleh karena Jayadi mengawasi sendiri proses build mesin Honda Tena miliknya dari nol hingga kencang, maka mantan pembalap yang bulan Oktober nanti akan berusia 39 tahun ini kenal betul karakter motornya.
“Saya masih ingat betul, karakter motor ini kurang baik di trek dadakan. Soalnya dibawanya musti pakai teknik rolling speed. Tapi kalau sudah ketemu sirkuit permanen yang lebar, hampir pasti motor ini tak terkejar,” tukas Jayadi sembari menyebutkan saat itu karburator memakai Mikuni Sudco TM-24, dan knalpot, serta CDI buatan HRC.
Honda Nova Tena 110RS Ahmad Jayadi begitu bersejarah bagi speed junkie balap tanah air.