GridOto.com - Komunitas Kawasaki 650 cc, 650 KLAN Indonesia sambut Hari Raya Kemerdekaan Indonesia dengan Ride to Donate, yang kali ini bertajuk P17ULASAN, pada Senin (17/8/2020).
Riuh rendah perayaan HUT RI seakan menyeruak di berbagai penjuru negeri.
Kampung-kampung hingga perumahan-perumahan berhias cat baru dan bendera kecil beraneka warna.
Semua ingin gempita bersama menyambut kelahiran negeri gemah ripah yang tahun ini genap berusia 75.
Baca Juga: Salut, Organisasi Owner Kawasaki 650 cc Gelar Bakti Sosial di Tengah Pandemi Covid-19
Namun, di sebuah sudut negeri ini ada lembah dan jurang, di mana di atas tanahnya dan di bawah langitnya, ada orang-orang yang luput dari mata.
Mereka pernah merana diterjang bencana, namun kini mereka tak hanya diam, mereka mulai merangkai asa.
Menaikkannya dalam doa dan usaha, meski mereka tahu dibutuhkan putaran kala yang panjang untuk membawa mereka ke kehidupan semula.
Siar kabar dan celoteh mengenai orang-orang luar biasa ini, menggerakkan 650 KLAN Indonesia untuk turut serta merasakan rasa dan membangun asa.
Tak mau berita gembita dan ajakan kebaikan ini tersimpan sendiri, 650 KLAN menginisiasi kembali sebuah kegiatan yang sering mereka lakukan, yakni Ride to Donate yang kali ini diberi tajuk P17ULASAN.
Gayung bersambut, ajakan berdonasi disambar positif oleh sahabat-sahabat VRI, Z900 Baikaa, Forkom K650, dan IRA.
Bahkan, Ayam Geprek 168 yang bukan termasuk organisasi otomotif pun ikut bersinergi untuk kegiatan positif ini.
Kokok ayam dan embun yang mengalir tipis di kaki-kaki Bukit Cigobang, seakan membuat lagu Hari Merdeka yang diputar semakin syahdu.
Baca Juga: Lama Enggak Kumpul, CVT Chapter Jateng-DIY Akhirnya Kopdar di Purwokerto Sekaligus Peringati HUT ke-75 RI
Bendera merah putih dinaikkan, podium batu bata ditata, mic diikat di batang bambu, anak kecil berbedak ceria, semua siap menyambut hari itu.
Hari merdeka pun menyambut di Huntara 4 Desa Banjarsari, yang mereka sebut dengan tanah harapan.
Matahari mulai naik dan belasan moge pun sampai setelah menembus licinnya tanah merah yang begitu basah setelah dihajar gemuruh hujan semalaman.
Bukan hal mudah membawa motor-motor berkubikasi besar sampai di tempat itu.
Namun, terlihat bahwa harapan dan hati yang besar lah yang mampu membuat segala yang tak mungkin menjadi mungkin.
Tepat pada pukul 10.00 WIB upacara bendera pun dimulai.
Tua muda, besar kecil, bikers dan penduduk bersama-sama berbaris rapi dengan siap sedia.
Bro Fian dari PRIDE (Parung Ride Adventure) didapuk menjadi pemimpin upacara yang dengan lantang membuat upacara menjadi sangat sigap.
Baca Juga: Mobilio Indonesia Community Gelar Acara Diskusi Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Komunitas
Bro Wahyu menjadi pembina upacaranya, Ia didapuk bukan karena tua, namun karena ia telah menjadi "ayah" bagi Huntara 4 ini.
Sebutan tersebut disematkan oleh penduduk setempat untuknya, karena selama 8 bulan lebih ia berjibaku bersama para warga untuk kehidupan yang lebih layak.
Tak terasa air mata satu persatu peserta mulai meleleh saat mengheningkan cipta dimulai, dan saat tangan terangkat untuk menghormat sang merah putih.
Bagaimana tidak air mata para peserta meleleh, saat pekik merdeka masih bisa diteriakkan di tanah yang seakan dilupakan.
Baca Juga: Bengkel Spesialis: Ari Motor, Spesialis Mobil Suzuki Selama 1 Dekade Lebih di BSD Autopart
Merdeka diteriakkan dari antara bedeng-bedeng sangat sederhana, merdeka diteriakkan dari antara lembah dan bukit, merdeka diteriakkan di antara segala kekurangan.
Upacara pun selesai berganti kekusyukan dalam sesi taudziah yang dibawakan Bro Ust. Arman dari 650 KLAN Indonesia.
Lantas, ia mengajak para hadirin untuk mengejawantahkan mengenai hati yang bersih.
Tak cukup sampai di situ, hatipun serasa gembira, terlebih bagi kaum ibu dan anak-anak yang mendapat hiburan dari Bro Andi Badut, yang mengenakan kostum power ranger.
Baca Juga: Ini Keseruan 6 Tahun Anniversary Komunitas Honda Wave Indonesia
Hal ini seakan mengingatkan kembali tutur dari Pakdhe Djoe Witjaksono Ketum 650 KLAN Indonesia, yang menutup segala kegiatan di hari itu.
"Ruang hati harus dibuka seluas-luasnya untuk kebaikan," ujar Pakdhe Djoe dalam siaran resminya kepada GridOto.com, Selasa (18/8/2020).
"Apa arti memiliki aneka rupa kendaraan dengan kubikasi besar namun tak sebesar hati yang dimiliki," katanya.
Lebih lanjut, Pakdhe Djoe pun mengatakan sudah seharusnya para pecinta otomotif menjadi garda terdepan kemanusiaan dan membawa dampak positif bagi kehidupan.
Baca Juga: Suzuki APV Club Lampung Lakukan Deklarasi, Mau Gabung Jadi Anggota? Caranya Gampang Sob!
"Bukan lagi jamannya anak motor cuma pamer motor, touring, dan riding semata. Saatnya kegiatan itu diramu menjadi kegiatan yang membawa kebaikan dan maanfaat," jelasnya.
Pakdhe Djoe juga menambahkan, bahwa di hari kemerdekaan tersebut bukan para bikers yang membawa pelajaran.
Namun, para bikers lah yang justru belajar arti kata merdeka, dan harapan dari para penghuni Huntara 4.