Ia menjelaskan, pengendara juga bakal merasa tidak nyaman saat mengemudi mobil yang mengkonsumsi BBM di bawah standar.
"Secara pemakaian, bbm oktan di bawah standar pabrikan bikin mesin kurang halus, getarannya tinggi, mesin gampang panas dan respon tenaga juga lambat. Jadi bukannya ngirit jadi malah banyak kerugiannya," kata Subo.
Selain itu menurut Subo, umur mesin mobil juga jadi lebih pendek dibanding yang memakai BBM sesuai standar.
"Mobil yang pakai Premium terus-terusan atau digunakan setiap hari, biasanya dalam 5 tahun juga sudah banyak penyakitnya. Part yang sering rusak itu bagian ring piston, nah ini kalau duganti pemasangannya sebenarnya simpel tapi harus turun mesin. Biaya turun mesin di bengkel saja mencapaj Rp 3 juta," jelas Subo.
Baca Juga: Uji Coba BBM D-100 Menggunakan Toyota Kijang Innova Diesel, Menperin Bilang Suara Mesin Halus
"Ring piston juga harus beli 1 set harganya Rp 6 jutaan karena enggak bisa beli satuan. Belum lagi kalau injectornya rusak karena tersumpal penumpukan kerak tadi, harus ganti dan biayanya Rp 2,5 juta," terangnya lagi.
Subo menambahkan, karena minim kerusakan biaya perawatan mobil yang mengkonsumsi BBM standar pabrikan tentunya akan lebih irit.
“Kalau rutin pakai BBM berkualitas seperti Pertamax, mesin mobil pasti umurnya lebih panjang, komponen dalam mesin lebih bersih dari kerak dan performanya juga lebih baik. Kalau dibandingkan soal biaya servisnya memang kurang lebih sama, tapi bedanya cuma part mesin tidak rawan rusak kalau pakai BBM sesuai anjuran pabrikan,” tuturnya.
Makanya sob jangan beranggapan, memakai BBM di atas RON 90 itu merugikan.
Baca Juga: Ini Kerugian Kalau Sering Campur BBM Oktan Tinggi dan Oktan Rendah
"Walau sekarang bengkel resmi ada layanan injector cleaner dan carbon cleaner untuk membersihkan kerak di dalam mesin, tapi kalau pakai Premium terus akan kotor lagi. Jadi jangan pakai BBM di bawah standar atau yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan," tutup Subo.
Waduh pakai BBM di bawah standar pabrikan, bukannya untung malah buntung sob.