GridOto.com – Kendaraan dengan motor bakar konvensional atau Internal Combustion Engine (ICE) membutuhkan bahan bakar sebagai sumber tenaga.
Bahan bakar merupakan cairan yang dibuat sedemikian rupa agar mudah terbakar.
“Bahan bakar akan dikompresikan di ruang bakar kemudian api busi menyala dan menghasilkan daya ledakan sehingga tercipta tenaga mesin,” ucap Reza Sukaraharja, Head of Affilition Lembaga Minyak dan Gas (LEMIGAS) kepada GridOto.com (21/7).
Nah, berikut ini 5 fakta penting tentang bahan bakar yang wajib Anda ketahui.
1. Kualitas Bahan Bakar Bensin (Untuk BBM Gasoline) Dilihat dari Angka Oktan
Angka oktan yang kita lihat di SPBU diambil dari RON (Research Octane Number).
RON diperoleh dari simulasi kinerja bahan bakar saat mesin dioperasikan dalam kondisi standar.
Prinsipnya, semakin tinggi angka oktan, maka semakin lama bensin itu terbakar spontan.
Ini karena semakin tinggi angka oktan maka kandungan iso-oktana-nya semakin tinggi pula.
Iso-oktana adalah molekul penyusun bensin yang memiliki sifat kompresi paling bagus.
Ia dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan.
2. Pentingnya Cetane Number dan Kandungan Sulfur di BBM Diesel
Salah satu indikator kualitas bahan bakar diesel yang umum dipahami konsumen adalah Cetane Number (CN) atau bilangan Setana.
Bilangan Setana itu menunjukan ignition quality atau kualitas pembakaran dalam ruang bakar.
Semakin tinggi angka Cetane-nya, maka akan semakin mudah bahan bakar tersebut dinyalakan.
Dengan kata lain, semakin tinggi Cetane-nya, semakin bagus bahan bakar tersebut.
Contohnya, bahan bakar diesel angka Cetane 48 kandungan sulfur maksimumnya 3.500 ppm (parts per million) sedang yang angka Cetane 51 maksimum 500 ppm (low sulfur).
3. Nilai Oktan dan Spesifikasi Mesin
Sebelum membeli bensin, mesti mengetahui dulu spesifikasi mesin, khususnya perbandingan kompresi (compression ratio) mesin mobil. Supaya kita bisa mengetahui berapa minimal nilai oktan yang dibutuhkan untuk mesin.
Informasi ini bisa Anda peroleh di buku panduan pemilik atau owner's manual.
Mobil-mobil model terbaru, umumnya memiliki rasio kompresi tinggi karena ini berkorelasi dengan efisiensi konsumsi bahan bakar dan penurunan kadar emisi.
Mesin berkompresi tinggi menuntut bensin beroktan tinggi agar bahan bakar tidak cepat terbakar.
Hal itu mutlak diperlukan supaya bensin yang dikompresi tidak terbakar duluan duluan sebelum busi memercikkan api.
Jika ini terjadi akan timbul gejala ngelitik (knocking) yang bisa bikin boros BBM, berkurangnya tenaga mesin, dan memperpendek usia komponen internal mesin.
“Kalau bahan bakar tidak seusai dengan spesifikasi mesin kendaraan, biasanya tenaga mesin akan berkurang dan konsumsi bahan bakar cenderung lebih boros,” terang Tri Yuswidjajanto, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.
4. Campur Oktan bisa Bikin Rugi
Praktek mencampur BBM oktan tinggi dengan oktan rendah sering dianggap solusi mendapatkan BBM beroktan tinggi dengan biaya rendah.
Padahal faktanya hal ini malah bisa memberi dampak buruk pada mesin.
Menurut Yuswidjajanto, mencampur BBM oktan tinggi dengan oktan rendah akan mengurangi sifat deterjen dari aditif yang terdapat di BBM oktan tinggi dalam proses pembakaran mesin.
"Karena BBM oktan rendah tidak ada zat aditif yang malah mengurai sifat deterjen sebagai cleaner," terang Pak Yus, sapaan akrabnya.
Kondisi ini berpotensi terjadinya penumpukan endapan karbon dalam waktu yang lebih cepat daripada pemakaian BBM oktan tinggi murni.
"Lama-lama endapan karbon ini jadi kerak di ruang bakar, proses pembakaran jadi tidak sempurna dan mengurangi tenaga mesin," lanjutnya lagi.
5. Warna-Warni Bahan Bakar
Bahan bakar yang tersedia di SPBU memiliki warna yang berbeda-beda.
Contohnya Pertamax memiliki warna biru sedang Pertamax Turbo berwarna merah.
"Pemberian warna pada bahan bakar dilakukan untuk mempermudah identifikasi dan operasional di lapangan," ungkap Pak Yus sambil tersenyum.
Dengan warna yang berbeda akan meminimalisir kesalahan saat memasukan bahan bakar ke tangki dispenser di SPBU.
Oh ya, pemberian warna ini dilakukan pada proses pembuatan bahan bakar di kilang.