Sebagai pengingat, sebelum bergabung dengan Avintia, Zarco sempat mengolok-olok tim dengan menyebutnya sebagai tim papan bawah dan tak pantas untuknya.
Begitupun sikap Zarco terhadap tim sebelumnya, KTM, yang akhirnya membuangnya.
Baca Juga: Begini Penjelasan Dibalik Gejala Nembak Saat Pasang Knalpot Racing
"Semua orang di Ducati memberi dukungan. Dan kau harus pantas mendapat dukungan itu juga," lanjutnya.
"Bagnaia muda dan orang Italia, Miller sudah membuktikan bahwa dia pantas. Banyak pembicaraan, tapi jika kau tak menang, kau bukan siapa-siapa, kau bekerja dengan orang yang bekerja juga," sambungnya.
Xaus menyebut Zarco terlalu banyak meminta, tapi dia sangat punya bakat.
"Dia adalah pilot yang ingin dimanjakan. Kita berbicara soal pembalap melaju di 300 km/jam, bermain dengan nol koma sekian. Jika kau kau cerdas akan lebih mudah," sambungnya.
"Zarco sangat sensitif, dia bisa menganalisis situasi dengan sangat baik, benar-benar kalem saat weekend. Ketika semua tak berjalan dengan baik, dia tertekan. Kami berikan apa yang dibutuhkannya, kupikir dia bisa lakukan hal bagus dengan kami. Tak mudah, ini MotoGP, dimana ada uang di sini. Dengan uang lebih kita bisa lakukan banyak hal, kami kecil, bahkan jika kami bekerja 24 jam tanpa dibayar kami bisa. Kami puas," jelasnya.