Otojadul: Nostalgia Corvette Stingray 1966 Dragster di Indonesia

Luthfi Abdul Aziz - Rabu, 15 Juli 2020 | 13:48 WIB

Corvette Stingray 1966 dragster milik Gunawan Tjandra (Luthfi Abdul Aziz - )

GridOto.com - Nostalgia, mungkin kata tepat menggambarkan alasan Gunawan Tjandra membangun Corvette Stingray 1966.

Sebagai penggemar drag race, ia slalu terkenang keperkasaan Stingray di Amerika pada zamannya. "Gue bangun Stingray di Indonesia dan gue kembalikan keperkasaannya," tandas Gunawan Tjandra.

Maka diburulah Corvette Stingray 1966 yang memboyong mesin asli V8 small block 350 ci berkapasitas 5.750 cc.

Hasil buruan ini tak langsung turun bertempur. "Gue modifikasi dulu, khusus trek 402 meter," jelas Gunawan.

Baca Juga: Ini Perasaan Gitaris Guns N’ Roses Lelang Mobil Corvette Stingray

Tabloid OTOMOTIF No.20/IX Senin, 20 September 1999
Spoiler belakang membantu traksi

Setelah konsep mobil ini ada di depan mata, ia lantas berniat membangun sebuah dragster versi International Hot Rod Association (IHRA) dan National Muscle Car Association (NMCA).

Alirannya, Competition Eliminator (CE) yang satu kelas di bawah Pro Stock yang dianggap pas untuk modifikasi FFA di Indonesia.

Partikel mesin segera didatangkan. Bahkan sebagian komponen dibuat di dalam negeri. "Betul, rakitan sendiri pun kualitasnya bagus," katanya.

Dapur pacunya mengambil basic small block 383 ci 6.300 cc yang sudah dimodifikasi stroke dan panjang connecting rod dan ia juga menambahkan NOS agar mobil tambah melejit.

Lantaran membutuhkan tenaga yang besar, Gunawan mencangkok supercharger dengan kode 6-71. Dikombinasi lagi dengan overdrive 50%.

Baca Juga: Wuedan...Toyota Hardtop Milik Duo Pilot Garuda Cangkok Mesin V8 Corvette

Tabloid OTOMOTIF No.20/IX Senin, 20 September 1999
Bagian belakang lebih kembung agar menyesuaiankan dengan ban

Komponen ini dikawinkan 2 buah pemasok bahan bakar buatan Holley. Masing-masing memiliki kemampuan 750 cfm.

Mobil berbahan bakar avgas dicampur Power 21 ini, mempercayakan sistem komputer Holley Prostrip Annihilator dengan koil Holley Pro-Shot.

Pengapiannya menggunakan optical pointer dari MSD plus busi Autolite 9130. Menunjang pengapian agar memiliki voltase konsisten dan besar, dipasang inverter buatan sendiri.

Setelah ramuan mesin kelar, ia pun memboyong transmisi B&M Powerglide 2 kecepatan. Girboks ini dilengkapi transbrake dan lines lock.

"Setelah itu, roda belakang gue pasang pelek Weld Racing 15" dengan ban 33" yang lebarnya 14". Komponnya berkode D 06," beber Gunawan.

Selanjutnya Gunawan konsentrasi pada pembuatan bodi. Ia mencetak ulang badan Stingray dari fiberglass. Sedangkan tulang-tulang inti bodi dipakai dyvinicell foam.

Baca Juga: Body Kit Sigala Designs Bikin Chevrolet Corvette C8 Tambah Agresif

Tabloid OTOMOTIF No.20/IX Senin, 20 September 1999
Seluruh instrumen Auto Meter

Saat membuat bodi ini, ia mengubah strukturnya. "Tujuannya supaya bisa mengadopsi suspensi 4 links," jelas Gunawan.

Dengan sistem suspensi ini, traksi mobil bisa lebih disesuaikan dengan jenis trek. Jika pas, total power mobil dapat seluruhnya ditransfer ke belakang," perincinya.

Hasil pemikiran Gunawan ini memang belum bisa memuaskan hasrat nostalgianya. Sebab saat kejurnas seri HI kemarin, Stingray mengalami kerusakan push rod.

Meski begitu, di event selanjutnya, ia yakin Stingray ini bakal tak terkalahkan. "Bahkan kami akan membuat rekor tercepat," tandas Gunawan.