Didik pun menceritakan salah satu momen yang tidak bisa dilupakan oleh komunitasnya, yakni saat mereka harus mencangkul jalan ketika pertama kali membuka Jalur Naga.
Pembukaan jalur baru bukan sekadar menghubungkan satu lokasi ke lokasi lainnya, melainkan juga untuk menjadi tempat baru anggotanya melakukan adventure ria alias trabasan.
"Peminta di kegiatan ini usianya beragam. Bahkan ada yang sudah berusia 55 tahun, namun semangatnya masih tinggi," ujar Didik.
Kegiatan trabasan yang diadakan setiap akhir pekan ini punya penggemar yang loyal, karena biasa diikuti 10 hingga 15 anggota sekali jalan.
Baca Juga: Ducati Superbike Owners, Komunitas yang Membernya Doyan Pakai Helm Arai
Komunitas Trail Tawon Malan juga sering melakukan kegiatan tersebut bersama komunitas lain, seperti Upluk, Btrax dan klub-klub lainnya.
Saat akan melakukan trabasan, para peserta tentunya harus mempersiapkan motor yang mumpuni karena medan yang dilalui cukup berat.
Risiko cedera seperti patah tulang yang juga mengintai, karenanya butuh kehati-hatian dan kemampuan mumpuni.
Meski begitu, Didik menuturkan jika risiko yang akan dihadapi itu justru tidak membuat mereka kapok.
Malahan membuatnya semakin bersemangat, karena setelah sembuh langsung trabasan lagi.