GridOto.com- Komite Penghapusan Bensin Timbel (KPBB) mengungkapkan harga bahan bakar minyak di Indonesia tergolong sangat mahal.
Hal ini jika dihitung dari kualitas bensin dan harga eceran yang dijual Pertamina.
Ahmad Safrudin, Ketua KPBB menyebutkan harga bensin dengan standar yang sama di Indonesia bisa lebih mahal 40-50 persen.
"Itu jika dibandingkan dengan Malaysia, Australia dan Amerika Serikat. Di Australia dengan RON 98 dan sulfur jauh lebih rendah harganya jauh lebih murah," kata Puput panggilan akrab Ahmad Safrudin.
Baca Juga: Ini Hitungannya Kenapa Harga Bensin di Indonesia Paling Mahal!
Persoalan tingginya harga bahan bakar ini memang banyak dan kompleks.
"Yang jelas tidak ada transparansi dalam penghitungannya. Dan juga adanya pihak yang bermain sehingga membuat harga BBM ini tidak efisien," jelasnya.
Puput mengatakan sampai sekarang oil trader hingga saat ini masih kuat terasa ikut berperan membuat harga bensin tinggi.
"Memang Presiden Jokowi sudah membubarkan Petral. Tapi kita tidak melihat ada manfaatnya bagi rakyat dalam hal harga bensin di pasaran. Masih tetap tinggi, bahkan ketika harga minyak dunia turun drastis," katanya.
Petral atau Pertamina Energy Trading merupakan anak perusahaan Pertamina yang bertugas untuk melakukan jual-beli minyak, dengan fokus pembelian minyak.
"Di dalam Petral sendiri kan ada pihak-pihak yang sangat berkuasa yang menikmati tiap sen dolar dalam seliter minyak. Dalam laporan Faisal Basri dulu kan disebutkan Petral dibubarkan untuk menciptakan tata kelola migas yang bersih," kata Puput.
Namun yang terjadi, meski lembaganya bubar, pemainnya tetap saja gentayangan.
"Bahkan sekarang lembaga baru ICS (Integrated Supply Chain) mirip dengan Petral, orang-orangnya masih orang lama. Jadi cuma ganti baju saja," katanya.
Jadi menurut Puput harga BBM di Indonesia masih akan tetap seperti ini jika penanganan Industri Migas tidak berubah.