Uniknya, dalam penetapan harga HPP Premium misalnya, pemerintah menggunakan MOPS dengan katagori RON 92, namun dengan harga yang sangat tinggi, yakni Rp 4.836 per liter.
"Sudah kualitasnya diturunkan dari RON 92 ke RON 88, ehhh harganya lebih tinggi 2 kali lipat," jelas Puput.
Dari HPP ini menurut Puput nantinya harga ke konsumen akan ada penambahan lagi seperti biaya handling terminal, keuntungan ritel plus pajak.
"Dari hitungan kami harga ekonomis untuk bensin RON 92 (Pertamax) setelah ditambah biaya di atas plus keuntungan ada di kisaran Rp 5.495 per liter," jelasnya.
Jadi, menurut Puput, adanya informasi mengenai bensin bersubsidi (Premium) merupakan tidak benar.
"Untuk RON lebih tinggi saja (RON 92) harga ekonomisnya saja di bawah harga Premium. Bagaimana bisa itu disubsidi," bilangnya.
Ia lalu membandingkan dengan harga bensin di negara lain.
"Malaysia mampu memproduksi dan memasarkan Bensin dengan kualitas yang setara Pertamax Turbo dengan harga SPBU Rp 5.495 per liter," katanya.
Di Amerika Serikat, harga SPBU Bensin RON 95 dengan Sulfur content 10 ppm adalah Rp 7.168 per liter.
"Di Australia, harga SPBU Bensin dengan kualitas lebih baik dari Pertamax Turbo dijual Rp 8.376 per liter," tutupnya.