Kadinkes Bangli mengakui, kosongnya posisi sopir dapat menganggu jalannya pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Maka dari itu, untuk mengisi posisi penting tersebut perawatlah yang selama ini menjadi sopir.
“Sembari melaksanakan tugas puskesmas keliling, mereka juga sekaligus menjadi supir,” ucapnya.
I Nengah Nadi menceritakan, tiap tahun Dinkes Bangli selalu mengusulkan penambahan tenaga sopir ambulans kepada Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKD-PSDM) Bangli.
Hanya saja usulan tersebut belum bisa dipenuhi lantaran tidak ada pengangkatan ataupun perekrutan.
Pihaknya berharap ada formasi CPNS untuk tenaga sopir.
Terlebih pihaknya telah mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa tambahan sarana mobil ambulans, di masing-masing puskesmas pada tahun 2017 silam.
“Memang sudah sejak beberapa tahun lalu tidak ada formasi CPNS untuk tenaga sopir. Sedangkan secara aturan tidak boleh mengangkat sendiri. Karenanya kami berharap ada penambahan formasi, sehingga kekurangan tenaga sopir bisa segera dipenuhi,” harapnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul "Sejumlah Puskesmas di Kabupaten Bangli Kekurangan Tenaga Sopir Ambulans"