"Cukup simpel karena bagian pelek bawaannya sudah kekar, dengan pergantian ban bertapak dual purpose lebih besar sedikit juga sudah cocok. Asal disesuaikan dengan pemakaian bodi-bodi customnya," lanjut Adi.
Sedangkan minusnya, Adi menjelaskan semuanya terpusat di proses pembuatan bodi-bodi custom handmade.
"Karena rangka utama D-Tracker 250 itu ramping, makanya pengerjaan bodi custom musti diperhatikan detail. Pengukurannya musti pas dan presisi, biar enggak kelihatan kekecilan atau kegedean di hasil akhirnya," ujar Adi.
"Selain itu karena ubahan subframe, imbasnya ke jok jadi single seater sekarang mas. Enggak bisa boncengan hehe," kata Adi mengakhiri.
Nah itu dia sob plus minusnya, makin yakin merombak D-Tracker 250 milik kalian menjadi scrambler?