Galih menuturkan, pembebasan lahan untuk jalur Yogyakarta masih terbilang cukup alot sehingga pihaknya mendesak Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (Dispetaru) DIY agar mempercepat proses konsultasi publik tersebut.
Tak hanya itu, keputusan dari Badan Pertanahan (BPN) Kota Yogyakarta serta Pemkot Yogyakarta saat ini masih ditunggu.
"Kalau yang Yogyakarta nunggu dari Pemda dan Pemkot. Sampai sekarang masih alot. Kalau Dispetaru DIY dan BPN Yogyakarta sudah kami (lanjutkan) ke BPN SLeman. Setelah itu bisa dikerjakan," jelas Galih.
Pihaknya masih belum bisa menargetkan kapan pelaksaan pengerjaan tol di Yogyakarta dapat dimulai.
Baca Juga: Proyek Pembangunan Flyover Dilanjutkan, Jalan Jakarta di Kota Bandung Dibikin Macet Lagi
Sedikit informasi, proses pembebasan lahan untuk Tol Yogya-Solo-Bawen sebelumnya sempat tersendat akibat pandemi Covid-19.
Kendati demikian, delapan desa yang akan dilewati trase jalan tol tersebut sekarang sudah masuk tahap konsultasi publik.
Delapan desa tersebut di antaranya Desa Tirtomartani sebanyak 321 bidang, Desa Maguwoharjo sejumlah 245 bidang, Desa Condongcatur ada 214 bidang.
Kemudian Desa Catur Tunggal sejumlah 49 bidang, Desa Sariharjo sebanyak 59 bidang, Desa Sinduadi ada 108 bidang, Desa Trihanggo sekitar 64 bidang dan Desa Tlogoadi terdapat 181 bidang.