GridOto.com - Para Pembalap F1 mulai buka suara terkait kasus kematian George Floyd di Amerika Serikat, salah satunya Charles Leclerc.
Charles Leclerc buka suara usai Lewis Hamilton melontarkan kritik keras terkait sikap para pembalap F1 yang dinilai diam dalam melihat kasus tersebut.
Pembalap Mercedes tersebut diketahui melontarkan kritik keras lewat sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya.
Hamilton mengkritik pihak-pihak di F1 yang dinilai diam di tengah ketidakadilan.
Baca Juga: Panas! Lewis Hamilton Kritik F1 yang Tak Peduli Soal Kasus George Floyd
Pembalap asal Inggris itu pun mengklaim bahwa dirinya berdiri sendiri di komunitas balap mobil F1.
Tak lama setelah kritik ini terlontar, Leclerc dan beberapa pembalap lain mulai buka suara soal kasus kematian George Floyd yang telah memicu protes keras di Amerika Serikat.
Charles Leclerc mulai menuliskan tentang ketidakadilan rasial lewat unggahan di media sosial.
"Saya kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan keganasan beberapa video (demonstrasi) yang saya lihat di internet," tulis Leclerc di akun Instagram miliknya.
Baca Juga: Mantan Bos F1 Sarankan Sebastian Vettel Rehat Selama Satu Musim
"Rasisme harus dihadapi dengan aksi, bukan kebungkaman. Mohon aktif berpartispasi, terlibat, dan mendorong orang lain untuk menyebarkan kesadaran," sambung Leclerc.
"Ini adalah tanggung jawab kita untuk berbicara melawan ketidakadilan. Jangan diam," tutup Leclerc.
George Floyd adalah pria berkulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap, diborgol, dan tidak membawa senjata saat sedang diamankan.
Lelaki setinggi 2 meter itu ditangkap dengan tuduhan memakai uang palsu untuk bertransaksi di toko kelontong pada 25 Mei untuk membeli rokok.
Baca Juga: Asyik! Penonton Mungkin Boleh Datang Menyaksikan Balap F1 Austria
Setelah lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin dan kejadiannya direkam di video, Floyd pergi untuk selamanya.
Insiden pembunuhan ini lalu memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dengan mengangkat isu rasialisme.