Makanya, kalau diperhatikan soket koil motor injeksi itu punya dua soket, sedangkan koil yang berasal dari CDI atau motor karburator hanya 1 soket.
Kalau dirunut, soket negatif pada koil motor injeksi ternyata mengarah langsung ke ECU atau ECM.
Selain fisik, tahanan koil motor injeksi dan motor karburator juga berbeda.
"Koil motor injeksi punya tahanan (resisten) yang lebih besar, sekitar 2 Ohm, sedangkan koil motor karburator atau yang masih CDI hanya 1,5 Ohm," jelas Muhri.
Baca Juga: Cara Pasang Bohlam LED Tanpa Ubah Kelistrikan di Motor Lawas
Secara prinsip kerja, semakin kecil nilai resitentsi atau hambatan koil, listrik yang dihasilkan busi juga semakin besar.
Ternyata ada alasan keamanan dibalik tingginya nilai resistensi atau tahanan pada koil motor injeksi.
"Untuk mencegah tegangan dan balik arus (flyback) dari koil ke ECU/ECM, " jelas Muhri.
Baca Juga: Sepele, Cuma Gara-gara Ini Tarikan Honda BeAT Injeksi Jadi Lemot
"Soalnya kalau semakin kecil tahanan koil semakin besar juga ECU/ECM mengaliri listriknya. Namun, tegangan dan arus balik (flyback) juga semakin besar dan bisa merusak ECU," pungkasnya.
Nah, sekarang sudah tahu bedanya koil motor injeksi sama koil motor karburator.
Kalau berniat ingin ganti jangan sampai tertukar, ya.