Alat demonstrasi yang ia buat saat itu pun terbilang simpel, yaitu tiga bidang kaca, dua diantaranya masing-masing dilapisi kaca film biasa dan kaca film V-KOOL, lalu ditempatkan di depan lampu pemancar panas.
Prinsip yang sama tetap dapat dilihat pada alat demonstrasi yang dimiliki V-KOOL saat ini.
“Setelah merasakan sendiri, dia (calon konsumen) akan yakin bahwa kaca film ini (V-KOOL) bisa dahsyat sekali penolakan panasnya, dan itu memudahkan kami untuk jualan,” ujarnya.
Strategi kedua adalah mencari jaringan dealer yang bisa membantu mereka menyebarluaskan dan menawarkan kaca film V-KOOL ke pelanggan-pelanggan mereka.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah Gara-gara Corona, V-Kool: Harga Belum Naik, Masih Lihat Situasi
Ia mengenang, awalnya hanya ada satu atau dua dealer mau menjual kaca film V-KOOL, lagi-lagi karena banderol yang tinggi.
Tapi dengan semakin banyaknya pengguna kaca film V-KOOL, terutama dari pengguna mobil-mobil kelas atas, reputasi V-KOOL sebagai kaca film premium berkualitas pun semakin terbangun.
“Selain itu, keuntungan dari satu mobil yang memasang kaca film V-KOOL juga setara dengan keuntungan 20 mobil yang memasang kaca film biasa,” tukas Eddie.
“Sehingga makin diminati dealer karena memudahkan mereka untuk meningkatkan omzet,” tutupnya sambil terkekeh.