Kendati kalah kencang ketika full throttle, tapi transmisi otomatis gigi milik XL7 terasa lebih riil.
Rasanya lebih meyakinkan saat mobil melaju dan putaran mesin pun meningkat seiring dengan pertambahan kecepatan, bukan yang meraung di awal seperti CVT pada BR-V.
Oh ya, XL7 menggunakan mesin K15B 1.462 cc 4 silinder.
Tenaga maksimumnya 104,7 dk di 6.000 rpm dan torsi 138 Nm di 4.000 rpm.
Disalurkan via girboks otomatis 4 percepatan ke roda depan (FWD), ia berakselerasi 0-100 km/jam dalam 12,9 detik.
Untuk perbandingan, Ertiga matik butuh 12,7 detik, Mitsubishi Xpander Cross Premium Package (AT) 13,5 detik dan Honda BR-V Prestige (CVT) 11,8 detik.
Lalu untuk konsumsi bahan bakar, di rute Dalam Kota XL7 bisa meraih 14,1 km/l dan di rute Tol 18,6 km/l.
Sungguh tak buruk karena Xpander Cross Premium Package (AT) hanya meraih 12,7 km/l untuk rute Dalam Kota, dan 17,6 km/l untuk rute Tol.
Sedangkan Honda BR-V Prestige CVT relatif setara dengan catatan 14,5 km/l di rute Dalam Kota dan 18,1 km/l untuk rute Tol.
So, bisa dibilang bahwa kekuatan utama XL7 adalah harganya yang paling menarik di antara rival-rivalnya.
Setelah itu, catatan efisiensi dan akselerasinya juga tidak buruk untuk sebuah mobil yang potensial diajak berpetualang.
Baca Juga: Selamat! Suzuki XL7 Memenangkan Gelar Car of The Year di OTOMOTIF Award 2020
Lalu fitur juga oke, bahkan dashcam Smart E Mirror adalah satu-satunya di kelasnya.
Dengan segala kelebihan itu, rasanya wajar jika XL7 menjadi salah satu mobil yang layak dibeli di pasar Indonesia saat ini.