GridOto.com - Andrea Dovizioso ingin membantu talenta muda Italia untuk mengembangkan karier dalam Kejuaraan Dunia Balap Motor seperti yang dilakukan Valentino Rossi.
Bisa membangun sebuah akademi balap pun menjadi impian Andrea Dovizioso di masa depan.
Keberadaan akademi balap di Italia diyakini bakal berimbas terhadap jumlah partisipan pembalap asal negara tersebut dalam banyak kejuaraan.
Meski tak sebanyak Spanyol yang mendominasi MotoGP, regenerasi pembalap Italia di Kejuaraan Dunia Balap Motor tunjukkan sinyal positif.
Baca Juga: Akhirnya, Valentino Rossi Ikut Balapan Virtual MotoGP Lawan 9 Pembalap
"Membangun akademi seperti Valentino? Saya memang sudah memikirkannya. Tapi, tidak dalam waktu dekat," ungkap pembalap Mission Winnow Ducati itu dilansir GridOto.com dari Tuttomotoriweb.
Pembalap asal Italia ini menyadari, membangun sebuah akademi balap bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
VR46 besutan Rossi memiliki sirkuit mini dan sebuah ranch yang dimaksudkan untuk melatih kekuatan anak-anak didiknya di atas motor.
"Saya memiliki rencana besar dan semoga itu terwujud. Meski sulit merealisasikannya di Italia, saya berharap menemukan lokasi tepat," sambung Dovizioso.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Mundur Terus Alex Marquez Mengaku Resah, Ini Alasannya
Mengembangkan talenta-talenta muda berbakat, berarti menambah persaingan dalam kejuaraan di masa depan.
Dovizioso menganggap setiap individu memiliki nasibnya masing-masing, tidak terkecuali dengan pembalap yang memiliki masa keemasan.
"Sekarang, mungkin saya dikatakan sebagai pembalap besar. Tapi, saya terus belajar dari pembalap muda dan generasi berikutnya," jelas Dovizioso.
"Seperti Lorenzo Baldassarri dan Danilo Petrucci, dua talenta muda. Saya tak menempatkan diri saya sebagai guru, melainkan saling berbagi ilmu," imbuhnya.
Baca Juga: Tim Avintia Racing Merasa Terbantu dengan Bantuan Dana dari Dorna Sports
Mempelajari gaya balap pembalap muda diakui Dovizioso penting bagi rider veteran sepertinya untuk bisa memengaruhi persaingan di lintasan.
Valentino Rossi mampu beradaptasi di tiga era berbeda, dan ia masih kompetitif walau sudah berusia 41 tahun.
"Valentino melakukan itu. Rahasia balap dan keteladanannya jadi dasar anak didiknya. Tapi, Vale mengambil sesuatu dari mereka dan menjadikannya yang terbaik di trek," pungkas Dovizioso.