GridOto.com- Kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) masih menjadi impian bagi pelajar.
Lembaga akademik teknologi tertua di Indonesia ini memang melahirkan banyak orang b ditesar.
Begitu pula saat Febrian Agung Budi Prasetyo diterima di Teknik Kimia ITB pada 2002, perasaan senang melingkupi dirinya dan keluarga.
Sebagai mahasiswa yang berotak encer, apalagi suka dengan pelajaran Kimia, Febrian tak ada kesulitan mengikuti perkuliahan.
"Sambil kuliah usaha kecil-kecilan," ungkapnya.
Bakat enterpreunership-nya begitu tinggi, ia mencoba berbisnis skala besar.
"Dalam bisnis apalagi sudah besar memang perlu fokus," jelas Febrian.
Kendala terasa di tingkat akhir.
Untuk perkuliahan dirinya tinggal 3 SKS lagi atau 1 mata kuliah Rancang Pabrikan.
"Mata kuliah ini seperti ko-as di Kedokteran. Kita harus magang. Dan masalahnya, lokasinya di luar Pulau Jawa," kenangnya.
Sementara di sisi lain, bisnisnya sedang berkembang pesat.
"Saat itu memang hanya ada 1 pilihan. Menjadi pengusaha atau pekerja dengan menyelesaikan kuliah," sebut Febrian.
Akhirnya Febri memutuskan untuk berbisnis dan meninggalkan bangku kuliah.
"Saat itu, saya berpikir untuk membakar jembatan, keluar dari kampus. Saya tak punya pilihan lagi harus berbisnis. Saya tak punya ijazah, tak mungkin menjadi karyawan," bilangnya.
(Baca Juga: Blak-blakan Marisca Indriany : Alarm Tidak Perlu Perawatan, Tapi Cukup Perhatikan Hal Ini
Pilihan ini bukan tak ada resiko, terutama dari keluarga.
"Orang tua menasihati selesaikanlah. udah 148 sks. Sayang," katanya.
Namun tekadnya bulat dan ia meyakinkan keluarganya bisa hidup meski tak punya ijazah.
Begitu juga dengan dosen walinya.
"Saya beberapa kali dipanggil agar segera menyelesaikan kuliah. Tapi saya bertekad untuk fokus di bisnis ini," jelas Febrian.
Dan pilihannya tepat BEST kini menjadi salah satu pemain otomotif yang cukup disegani.