Sementara di sisi lain, bisnisnya sedang berkembang pesat.
"Saat itu memang hanya ada 1 pilihan. Menjadi pengusaha atau pekerja dengan menyelesaikan kuliah," sebut Febrian.
Akhirnya Febri memutuskan untuk berbisnis dan meninggalkan bangku kuliah.
"Saat itu, saya berpikir untuk membakar jembatan, keluar dari kampus. Saya tak punya pilihan lagi harus berbisnis. Saya tak punya ijazah, tak mungkin menjadi karyawan," bilangnya.
(Baca Juga: Blak-blakan Marisca Indriany : Alarm Tidak Perlu Perawatan, Tapi Cukup Perhatikan Hal Ini
Pilihan ini bukan tak ada resiko, terutama dari keluarga.
"Orang tua menasihati selesaikanlah. udah 148 sks. Sayang," katanya.
Namun tekadnya bulat dan ia meyakinkan keluarganya bisa hidup meski tak punya ijazah.
Begitu juga dengan dosen walinya.
"Saya beberapa kali dipanggil agar segera menyelesaikan kuliah. Tapi saya bertekad untuk fokus di bisnis ini," jelas Febrian.
Dan pilihannya tepat BEST kini menjadi salah satu pemain otomotif yang cukup disegani.