Toyota Avanza Kecelakaan di Bali, Kenali Empat Penyebab Pecah Ban

Dia Saputra - Jumat, 10 Januari 2020 | 15:20 WIB

Mobil Toyota Avanza berwana putih dengan Nopol DK 1038 SQ, mengalami kecelakaan tunggal tunggal di By Pass Ida Bagus Mantra, Kusamba, Klungkung, Bali, Jumat (10/1/2020). (Dia Saputra - )

kompas.com
Ilustrasi ban pecah pada mobil

1. Tekanan angin ban kurang

Kalau ada yang bilang kelebihan tekanan angin bikin ban pecah, ternyata yang terjadi justru sebaliknya.

Sebab saat tekanan angin ban berlebih, dinding ban akan berada pada posisi tegang.

Meski akan ada penambahan tekanan hingga 10 psi, tak akan sanggup membuat ban menjadi pecah.

Namun, bila ban kekurangan tekanan angin, hal berbeda akan terjadi.

(Baca Juga: Bugatti Rilis Teaser Baru, Kira-kira Bakal Jadi Hypercar Seperti Apa Lagi Ya?)

"Ban yang kurang angin menjadi penyebab utama ban pecah ketika melaju di jalan bebas hambatan," ucap Marcel Kurniawan, Training And Development Manager Real Driving Centre, Jakarta kepada GridOto.com.

Ini lantaran pergerakan dinding ban yang begitu sering, membuat kawat baja menjadi mudah putus saat ban kekurangan tekanan angin.

Gerakan dinding ban yang begitu sering inilah yang membuat ban dapat pecah ketika melaju di jalan, terutama di jalan bebas hambatan.

(Baca Juga: Meski Harganya Lebih Mahal dari Mitsubishi Xpander Cross, Skutik Qooder Banyak Dibeli Cash)

2. Membentur lubang di jalan

Selain suspensi, ban turut meredam tekanan yang diberikan ketika roda menghantam lubang jalan.

Dalam kecepatan tinggi, tekanan yang diberikan pada ban dapat membuat putusnya kawat baja pada ban atau sering disebut masyarakat awam dengan "ban benjol", baik pada dinding maupun telapak ban.

Bila hal ini yang terjadi, maka potensi ban pecah semakin besar, dan ban pecah dapat terjadi sewaktu-waktu.

Tak ada cara lain, untuk segera mengganti ban tersebut, sebelum nyawa menjadi taruhannya.