GridOto.com - Di ajang balap Reli Dakar, khususnya di kategori mobil, truk, dan juga SSV, driver tidak sendirian dalam mengarungi medan.
Di kategori mobil dan SSV, driver ditemani oleh seorang co-driver atau navigator, kecuali truk dengan 2 orang co-driver.
Kali ini, kita akan fokus ke kategori mobil saja, yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari SSV.
Tugas seorang co-driver di kategori mobil Reli Dakar tidak semerta-merta hanya menunjukkan jalan.
(Baca Juga: Toby Price Tercecer, Ross Branch Berhasil Juarai Stage 2 Reli Dakar 2020)
Banyaknya masalah yang akan diterima peserta di Reli Dakar membuat seorang co-driver harus multitalent dan siap tempur.
Ada banyak hal yang harus disiapkan dan dilakukan seorang co-driver atau navigator di Reli Dakar.
Kondisi fisik
Yang pertama dan utama, co-driver juga harus melakukan latihan fisik luar biasa seperti halnya driver.
Jika tidak, co-driver hanya akan membawa masalah buat si driver di medan pertempuran.
Fisik yang prima akan membuat co-driver siap melakukan tugas apapun dengan stamina dan fisik yang dimilikinya.
Persiapan strategi
Setelah itu, co-driver harus mempersiapkan semua strategi yang diperlukan sebelum turun ke trek.
Banyak persiapan yang harus dilakukan, misalnya saja mempersiapkan road book untuk panduan saat berkendara, sesuai tugas utamanya untuk mengarahkan pembalap menuju rute yang harus dilewati.
(Baca Juga: Fernando Alonso Menabrak Batu, Giniel de Villiers Berhasil Juarai Stage 2 Reli Dakar 2020)
Road book atau di reli juga disebut pacenotes, akan dipelajari driver dan co-driver dengan saksama, jika perlu ada beberapa strategi dalam melewati medan tertentu dengan menandai road book, atau dengan cara lainnya.
Mempelajari mobil
Selain mempelajari rute dan road book, co-driver harus mempelajari semua perangkat yang ada di mobil untuk membantu driver saat dibutuhkan, jika mobil rusak co-driver akan membantu driver menyelesaikan masalahnya, dan banyak lainnya.
Banyak sekali alat elektronik dan juga alat mekanis yang harus dikuasai oleh co-driver yang akan berguna saat terjun ke trek.
Mobil Reli Dakar biasanya punya beberapa fitur tertentu yang sudah dimodifikasi dari versi pabrikannya.
Fitur-fitur itu jadi menu wajib untuk dipelajari co-driver.
Co-driver juga harus bisa menyetting mobil ketika melewati medan tertentu.
Misalnya saja sebelum melewati medan berbatu, ban harus dalam tekanan udara tertentu, atau setting suspensinya harus begini atau begitu, dan lain sebagainya.
Mekanik dadakan
Co-driver juga harus siap jadi mekanik dadakan. Hal ini juga dilakukan pada event reli dunia.
Seperti yang dilakukan co-driver Marc Coma saat memperbaiki kerusakan di mobil Toyota Hilux yang dikemudikan Fernando Alonso pada Stage 2 Reli Dakar 2020.
(Baca Juga: Reli Dakar 2020: Selain Gigit Kabel, Fernando Alonso Juga Masuk Kolong Mobil Perbaiki Suspensi)
Meski tidak diharapkan, masalah mobil dalam Reli Dakar hampir selalu pasti terjadi.
Karena itulah, co-driver juga harus siap menjadi mekanik dadakan.
Tidak harus seperti mekanik beneran yang bisa merakit mobil dari dalam mesin sampai bodi-bodinya.
Paling tidak, co-driver bisa menyelesaikan masalah-masalah dasar yang sangat sering dialami di Reli Dakar, misalnya saja ban pecah, suspensi rusak, as roda patah, dan yang lainnya.
Dokter atau perawat dadakan
Meski masalah mobil sudah dianggap berat untuk Reli Dakar, ada masalah yang sebenarnya lebih berat lagi.
Masalah itu adalah fisik peserta.
Meski sudah dipersiapkan dengan matang, ada saja masalah kesehatan yang bisa saja menyerang pembalap.
Bayangkan, dalam kondisi fisik yang sangat terkuras, terutama di stage-stage tengah atau akhir, mudah bagi pembalap terserang demam atau fisik yang drop.
(Baca Juga: Wuih! Bantu Kebakaran Australia, Jack Miller Lelang Helm MotoGP 2018 Miliknya)
Kadang bisa saja tiba-tiba fisik peserta drop di tengah trek.
Hal itu membuat driver dan co-driver juga harus pandai dalam penanganan medis.
Belum lagi jika peserta mengalami cedera saat melaju di trek.
Kalau cedera atau kondisi fisiknya parah, peserta bakalan memilih keluar dari lomba, tapi pertolongan antara driver dan co-driver akan membuat hal-hal yang buruk bisa diminimalisir.
Jika masih memungkinkan, co-driver dan driver harus bahu membahu untuk tetap bisa lanjut balapan.
Tak boleh menyerah
Co-driver punya peran besar menjaga asa dan semangat pembalap.
Pembalap berpengalamanpun terkadang membutuhkan bantuan mental dari co-driver-nya.
Jika masalah datang, selain fisik, mental juga akan terserang.
(Baca Juga: Lelang Baju Balap F1, Daniel Ricciardo Bantu Kebakaran Hutan Australia)
Kekuatan mental co-driver dan juga kemampuannya dalam menyelesaikan masalah akan jadi pondasi kekuatan driver untuk menyelesaikan balapan.
Intinya, tugas co-driver adalah semua hal yang bisa dilakukan untuk driver agar bisa menyelesaikan balapan, dan bahkan memenangkannya.