Banyak yang Belum Tahu, Ini Fakta-fakta Soal Ban Motor MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Jumat, 27 Desember 2019 | 13:18 WIB

Ban motor MotoGP (Rezki Alif Pambudi - )

Michelin punya semua data soal trek mana memakai ban apa saja.

Kompon soft, medium, dan hard untuk sirkuit A, tidak selalu sama untuk sirkuit B, juga soal simetrikal ban yang berbeda-beda juga.

(Baca Juga: Inilah Rute Ekstrem Reli Dakar 2020 di Arab Saudi)

Michelin memberikan ban asimetris untuk trek tertentu yang memang akan memaksa salah satu sisi ban bekerja lebih keras karena tikungannya.

Pabrikan ban sudah membagi-bagi jatah ban untuk pembalap dan timnya.

Di bagian sisi kanan kiri ban, ada tulisan dengan logo Michelin selaku pemasok.

Lalu ada barcode yang memberikan informasi ban tersebut milik siapa, di seri apa, dan beberapa data tertentu yang bisa dipakai Michelin.

Ada juga garis berwarna yang menunjukkan tipe kompon.

Untuk ban kering, kita akan melihat garis putih untuk ban soft, kuning untuk hard, sedangkan yang polos tanpa strip adalah medium.

Sedangkan ban basah, garis warna biru gelap adalah ban soft, putih untuk medium, biru terang untuk ekstra soft.

Selain itu, tekanan ban juga diatur oleh Michelin demi keselamatan pembalap.

(Baca Juga: Tidak Melulu Panas, Begini Suhu Optimal Part Motor MotoGP)

Michelin biasanya memakai 2 bar untuk ban depan, 1,8 bar untuk ban belakang, tekanan ini dihitung dengan mengisi udara kering sehingga tidak bertambah meski suhu naik.

Soal suhu, ban depan biasanya bekerja optimal dalam suhu 100 derajat Celcius, kadang lebih dari 120 untuk ban belakang.

Untuk ban basah, kira-kira 60-80 derajat Celcius.

Michelin juga mengharuskan ban paling tidak berada 1 jam sampai 2 jam di pemanas sebelum dipakai ke trek, dengan suhunya 90 derajat untuk ban kering, 40 derajat untuk ban basah.

Para teknisi Michelin bertanggung jawab mengukur suhu aspal dan juga ban dengan metode khusus, para pembalap bisa melaju dengan bagus di trek.