"Mobil Volvo keluaran 1995 ke atas transmisinya sudah matic semua, di XC90 transmisi sering bermasalah karena cuaca di Indonesia begitu panas jadi kurang cocok sama mesinnya, tapi bisa juga karena human error misal ada oli bocor dibiarin. Dari pabriknya memang transmisinya itu udah sensitif," ungkap Oddo.
Sementara dibanding tipe 2.9 T6, transmisi XC90 tipe 2.5T lebih mudah dan murah dalam perbaikannya.
"Untuk penyakit transmisi di tipe 2.5 T lebih mudah ditangani, beda dengan tipe yang satunya lagi yang kalau transmisinya rusak gak sekadar ganti pelat kopling, barangnya juga susah walaupun inden. Harga transmisinya juga beda jauh 2.5 T Rp 15 juta, satu gelundungan 2.9 T6 bisa Rp 45 jutaan," terangnya.
Penggunaan penggerak roda All Wheel Drive (AWD) di Volvo XC90 juga harus dibayar mahal pemiliknya jika transfer case mengalami kebocoran oli.
(Baca Juga: Seken Keren: Sejarah Volvo XC90, SUV Eropa yang Punya Konfigurasi 7 Kursi)
"Selain itu penyakit XC90 ada di transfer case-nya yang kadang mengalami kebocoran oli. Dan buat benerin itu seal-nya biasanya harus inden harganya bisa Rp 1 juta lebih untuk 1 pcs untuk XC90 itu pakai 3 pcs, dan oli transfer casenya yang rekomen itu merek Volvo harganya Rp 900 ribuan," ujar Oddo.
"Bisa juga pakai merek lain tapi kalau viscositasnya beda dengan oli original Volvo dampaknya bisa bocor lagi atau gardan depan bisa dengung tapi itu jarang," tutup Oddo.